Audit Operasional
Audit Operasional adalah pengkajian atas setiap bagian organisasi terhadap prosedur operasi standar dan metoda yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan (3E).
Audit Ketaatan
Audit Ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Audit Investigatif
Audit Investigatif adalah: 1. "Serangkaian kegiatan mengenali (recognize), mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuangan suatu entitas (perusahaan/organisasi/negara/daerah)." 2. "a search for the truth, in the interest of justice and in accordance with specification of law" (di negara common law)
Jadi, audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut:
1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti
2. Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus dikelompokkan dalam kelompok yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang jelas, seumpamanya Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang Baik, dan Tidak Baik dengan ukuran yang jelas kriterianya.
3. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan, baik berupa Perusahaan, Divisi, atau yang lain.
4. Dilakukan oleh seseorang (atau sejumlah orang) yang kompeten dan independen yang disebut sebagai Auditor.
5. Menentukan kesesuaian informasi dengan kriteria penyimpangan yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas. Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang.
6. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas ketidaksesuaian tersebut.
Kamis, 27 Mei 2010
audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan perusahaan atau organisasi yang akan menghasilkan opini pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut.
Audit keuangan umumnya dilaksanakan oleh perusahaan atau akuntan publik independen yang harus mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Banyak perusahaan mempekerjakan auditor internal yang berfokus pada pengawasan pelaksanaan dan operasi perusahaan untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebijakan organisasi.
Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan perusahaan atau organisasi yang akan menghasilkan opini pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut.
Audit keuangan umumnya dilaksanakan oleh perusahaan atau akuntan publik independen yang harus mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Banyak perusahaan mempekerjakan auditor internal yang berfokus pada pengawasan pelaksanaan dan operasi perusahaan untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebijakan organisasi.
Adapun langkah-langkah penyusunan Laporan Sumber dan penggunaan Modal Kerja adalah
Untuk Menyusun Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, diperlukan Laporan Laba Rugi (Income Statement), Laporan Laba ditahan (Capital Statement) dan Neraca (Balance Sheet). Adapun langkah-langkah penyusunan Laporan Sumber dan penggunaan Modal Kerja adalah:
1. Menyusun laporan Perubahan Modal kerja, yang menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur modal kerja (Current Account) antara dua titik waktu.
2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur Non Current Account (Aktiva Tetap, Utang Jangka Panjang, dan Modal) antara dua titik waktu tersebut dan unsur-unsur dalam Laporan Laba Ditahan ke dalam kelompok Sumber (Resources) atau Penggunaan (Uses).
3. Menyusun Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Langkah Pengerjaan Laporan Perubahan Modal Kerja
Laporan perubahan modal kerja harus menunjukkan dua hal, yaitu:
1. Menunjukkan perubahan yang terjadi pada setiap jenis modal kerja dan perubahan modal kerja secara total. Bagian ini menggambarkan kenaikan dan penurunan setiap elemen aktiva lancar, hutang lancar serta perubahan total modal kerja dalam suatu periode tertentu.
2. Menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja atau sebab – sebab terjadinya perubahan modal kerja.
1. Menyusun laporan Perubahan Modal kerja, yang menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur modal kerja (Current Account) antara dua titik waktu.
2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur Non Current Account (Aktiva Tetap, Utang Jangka Panjang, dan Modal) antara dua titik waktu tersebut dan unsur-unsur dalam Laporan Laba Ditahan ke dalam kelompok Sumber (Resources) atau Penggunaan (Uses).
3. Menyusun Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Langkah Pengerjaan Laporan Perubahan Modal Kerja
Laporan perubahan modal kerja harus menunjukkan dua hal, yaitu:
1. Menunjukkan perubahan yang terjadi pada setiap jenis modal kerja dan perubahan modal kerja secara total. Bagian ini menggambarkan kenaikan dan penurunan setiap elemen aktiva lancar, hutang lancar serta perubahan total modal kerja dalam suatu periode tertentu.
2. Menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja atau sebab – sebab terjadinya perubahan modal kerja.
Perbandingan Total Biaya Modal dari ketiga Pendekatan
Analisa Sumber dan penggunaan Modal Kerja
Merupakan alat analisa untuk mengetahui bagaimana perusahaan menggunakan atau memenuhi kebutuhan Modal Kerja
o Sumber-sumber Modal Kerja:
1. Penambahan Modal Pemilik
2. Adanya Laba Operasi
3. Penambahan Utang Jangka Panjang
4. Pengurangan Aktiva Tetap
5. Penyusutan
o Penggunaan Modal Kerja:
6. Pengurangan Modal
7. Adanya Kerugian
8. Berkurangnya Utang Jangka Panjang
9. Bertambahnya Aktiva Tetap
Merupakan alat analisa untuk mengetahui bagaimana perusahaan menggunakan atau memenuhi kebutuhan Modal Kerja
o Sumber-sumber Modal Kerja:
1. Penambahan Modal Pemilik
2. Adanya Laba Operasi
3. Penambahan Utang Jangka Panjang
4. Pengurangan Aktiva Tetap
5. Penyusutan
o Penggunaan Modal Kerja:
6. Pengurangan Modal
7. Adanya Kerugian
8. Berkurangnya Utang Jangka Panjang
9. Bertambahnya Aktiva Tetap
Pendekatan Konservatif dan pendekatan rata-rata
Pendekatan Konservatif
o Menurut pendekatan ini, modal jangka pendek hanya digunakan untuk keadaan darurat.
o Oleh karenanya seluruh kebutuhan modal berasal dari dana jangka panjang.
o Besarnya kebutuhan modal dihitung dari kebutuhan modal tertinggi pada tahun itu, yaitu sebesar Rp1.800.
o Biaya Modal = Rp1.800 X 24% = Rp432 .
Pendekatan Rata-rata
=
Kebutuhan Modal Permanen Ideal
Jumlah Modal Tertinggi + Jumlah Modal Terendah
2
=
1.800 + 1.380
2
Kebutuhan Modal Permanen ideal
= 1.590 X 24%
= 381,6
=
Jumlah ini merupakan titik maksimum yang boleh dibiayai oleh Modal Jangka Panjang, sehingga Biaya Modal Jangka Panjang:
o Menurut pendekatan ini, modal jangka pendek hanya digunakan untuk keadaan darurat.
o Oleh karenanya seluruh kebutuhan modal berasal dari dana jangka panjang.
o Besarnya kebutuhan modal dihitung dari kebutuhan modal tertinggi pada tahun itu, yaitu sebesar Rp1.800.
o Biaya Modal = Rp1.800 X 24% = Rp432 .
Pendekatan Rata-rata
=
Kebutuhan Modal Permanen Ideal
Jumlah Modal Tertinggi + Jumlah Modal Terendah
2
=
1.800 + 1.380
2
Kebutuhan Modal Permanen ideal
= 1.590 X 24%
= 381,6
=
Jumlah ini merupakan titik maksimum yang boleh dibiayai oleh Modal Jangka Panjang, sehingga Biaya Modal Jangka Panjang:
Pendekatan Agresif
Pendekatan Agresif
=
Biaya Modal Jangka Pendek
Jumlah Modal variabel
12
X
Biaya Modal
=
Biaya Modal Jangka Pendek
2.340
12
X
18%
Biaya Modal Jangka Pendek
= 35.1
Biaya Modal Jangka Panjang
= 1.380 X 24%
= 331.2
Biaya Modal = BM Jk. Pendek + BM Jk Panjang
=
Biaya Modal Jangka Pendek
Jumlah Modal variabel
12
X
Biaya Modal
=
Biaya Modal Jangka Pendek
2.340
12
X
18%
Biaya Modal Jangka Pendek
= 35.1
Biaya Modal Jangka Panjang
= 1.380 X 24%
= 331.2
Biaya Modal = BM Jk. Pendek + BM Jk Panjang
Penentuan Komposisi Pembiayaan Modal Kerja
Penentuan Komposisi Pembiayaan
Modal Kerja
o Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
o Pendekatan Agresif, berpendapat:kebutuhan modal kerja variabel harus dibiayai dengan pinjaman jangka pendek, sedangkan kebutuhan jangka panjang harus dibiayai dengan pinjaman atau modal jangka panjang.
o Pendekatan Konservatif, berpendapat: seluruh kebutuhan modal perusahaan harus dibiayai dengan modal jangka panjang, sedang modal jangka pendek hanya untuk kebutuhan yang bersifat darurat.
o Pendekatan Optimal, berpendapat: jumlah modal optimal akan tergantung kepada besarnya kebutuhan dana permanen yang ideal. Kebutuhan dana permanen ideal terletak diantara jumlah terendah dan tertinggi.
Modal Kerja
o Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
o Pendekatan Agresif, berpendapat:kebutuhan modal kerja variabel harus dibiayai dengan pinjaman jangka pendek, sedangkan kebutuhan jangka panjang harus dibiayai dengan pinjaman atau modal jangka panjang.
o Pendekatan Konservatif, berpendapat: seluruh kebutuhan modal perusahaan harus dibiayai dengan modal jangka panjang, sedang modal jangka pendek hanya untuk kebutuhan yang bersifat darurat.
o Pendekatan Optimal, berpendapat: jumlah modal optimal akan tergantung kepada besarnya kebutuhan dana permanen yang ideal. Kebutuhan dana permanen ideal terletak diantara jumlah terendah dan tertinggi.
Peningkatan Profitabilitas dan Pengurangan Profitabilitas
Peningkatan Profitabilitas dan Resiko dapat dipicu oleh adanya:
o Penambahan Aktiva Tetap dengan dana bersumber dari Ativa Lancar atau Utang Lancar.
o Pengurangan Utang Jangka Panjang dengan dana bersumber dari Ativa Lancar atau Utang Lancar.
Pengurangan Profitabilitas dan Resiko dapat dipicu oleh adanya:
o Pengurangan Aktiva Tetap untuk menambah Ativa Lancar atau mengurangi Utang Lancar.
o Peningkatan Utang Jangka Panjang untuk menambah Ativa Lancar atau mengurangi Utang Lancar.
o Penambahan Aktiva Tetap dengan dana bersumber dari Ativa Lancar atau Utang Lancar.
o Pengurangan Utang Jangka Panjang dengan dana bersumber dari Ativa Lancar atau Utang Lancar.
Pengurangan Profitabilitas dan Resiko dapat dipicu oleh adanya:
o Pengurangan Aktiva Tetap untuk menambah Ativa Lancar atau mengurangi Utang Lancar.
o Peningkatan Utang Jangka Panjang untuk menambah Ativa Lancar atau mengurangi Utang Lancar.
Trade–off antara Profitabilitas dan Resiko
Trade–off antara Profitabilitas dan Resiko
o Profitabilitas dan Resiko selalu berbanding LURUS.
o Profitabilitas, dapat ditingkatkan dengan berinvestasi pada aktiva yang lebih menguntungkan. Bagi kebanyakan perusahaan (manufaktur), aktiva tetap lebih menguntungkan daripada aktiva lancar.
o Dalam konteks Modal Kerja, Resiko adalah kemungkinan suatu perusahaan berada dalam keadaan Technically insolvent”, yang diukur dengan jumlah Nett Working Capital. Semakin Besar NWC, semakin Kecil Resiko.
Asumsi-asumsi dasar
o Perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur atau perusahaan yang pendapatannya bersumber dari aktiva tetap.
o Biaya modal jangka pendek lebih murah dibandingkan biaya modal jangka panjang.
o Profitabilitas dan Resiko selalu berbanding LURUS.
o Profitabilitas, dapat ditingkatkan dengan berinvestasi pada aktiva yang lebih menguntungkan. Bagi kebanyakan perusahaan (manufaktur), aktiva tetap lebih menguntungkan daripada aktiva lancar.
o Dalam konteks Modal Kerja, Resiko adalah kemungkinan suatu perusahaan berada dalam keadaan Technically insolvent”, yang diukur dengan jumlah Nett Working Capital. Semakin Besar NWC, semakin Kecil Resiko.
Asumsi-asumsi dasar
o Perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur atau perusahaan yang pendapatannya bersumber dari aktiva tetap.
o Biaya modal jangka pendek lebih murah dibandingkan biaya modal jangka panjang.
Klasifikasi Modal Kerja
Klasifikasi Modal Kerja
o Modal Kerja Permanen, merupakan modal kerja minimum yang dibutuhkan perusahaan untuk memutar usahanya.
o Modal Kerja Variabel, modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan pada saat-saat tertentu.
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
Memperkirakan kebutuhan Modal Kerja
Kebutuhan Modal Kerja
Periode Perputaran Modal Kerja
Rata-rata pengeluaran kas per periode
X
=
Periode perputaran modal kerja merupakan jangka waktu sejak terjadinya pembayaran bahan baku, proses produksi, waktu yang dibutuhkan untuk menjual, periode pengumpulan piutang hingga penerimaan uang
Rata-rata pengeluaran kas per peiode merupakan rata-rata pengeluaran kas yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi perusahaan. Bila periode perputaran modal kerja dinyatakan dalam bulan, maka rata-rata pengeluaran kas dihitung untuk jangka waktu satu bulan
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
o Modal Kerja Permanen, merupakan modal kerja minimum yang dibutuhkan perusahaan untuk memutar usahanya.
o Modal Kerja Variabel, modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan pada saat-saat tertentu.
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
Memperkirakan kebutuhan Modal Kerja
Kebutuhan Modal Kerja
Periode Perputaran Modal Kerja
Rata-rata pengeluaran kas per periode
X
=
Periode perputaran modal kerja merupakan jangka waktu sejak terjadinya pembayaran bahan baku, proses produksi, waktu yang dibutuhkan untuk menjual, periode pengumpulan piutang hingga penerimaan uang
Rata-rata pengeluaran kas per peiode merupakan rata-rata pengeluaran kas yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi perusahaan. Bila periode perputaran modal kerja dinyatakan dalam bulan, maka rata-rata pengeluaran kas dihitung untuk jangka waktu satu bulan
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
Konsep-konsep Working Capital
Konsep-konsep Working Capital
o Quantitative Concept, yaitu seluruh dana yang tertanam dalam bentukunsur aktiva lancar, yang berputar kembali dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Menurut konsep ini seluruh komponen aktiva lancar merupakan modal kerja. (Gross Working Capital)
o Qualitative Concept, yaitu sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan tanpa mengganggu likuiditas perusahaan atau merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. (Nett Working Capital)
o Functional Concept, yaitu bagian aktiva lancar yang digunakan di dalam perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
o Quantitative Concept, yaitu seluruh dana yang tertanam dalam bentukunsur aktiva lancar, yang berputar kembali dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Menurut konsep ini seluruh komponen aktiva lancar merupakan modal kerja. (Gross Working Capital)
o Qualitative Concept, yaitu sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan tanpa mengganggu likuiditas perusahaan atau merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. (Nett Working Capital)
o Functional Concept, yaitu bagian aktiva lancar yang digunakan di dalam perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
WORKING CAPITAL (MODAL KERJA)
WORKING CAPITAL
(MODAL KERJA)
merupakan penanaman modal perusahaan dalam bentuk asset jangka pendek atau dalam bentuk aktiva lancar perusahaan yaitu aktiva-aktiva yang dalam jangka waktu paling lama satu tahun dapat dicairkan menjadi uang kas atau tunai.
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
Perputaran Modal Kerja
Kas
Barang Jadi
Biaya Produksi & Operasi
Piutang
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
(MODAL KERJA)
merupakan penanaman modal perusahaan dalam bentuk asset jangka pendek atau dalam bentuk aktiva lancar perusahaan yaitu aktiva-aktiva yang dalam jangka waktu paling lama satu tahun dapat dicairkan menjadi uang kas atau tunai.
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
Perputaran Modal Kerja
Kas
Barang Jadi
Biaya Produksi & Operasi
Piutang
BSP
FINANCIAL MANAGEMENT
Hubungan Saldo Rekening Investasi antara Kedua Metode Pencatatan
Hubungan Saldo Rekening Investasi antara Kedua Metode Pencatatan
* Investasi saham perusahaan anak tetap akan sebesar harga perolehannya.
* Dilain pihak laba ditahan perusahaan anak akan bertambah dengan laba dan berkurang dengan pembagian deviden dan rugi.
* Bila dibandingkan dengan saldo rekening investasi menurut metode ekuitas akan terjadi selisih sebesar persentase pemilikan dikalikan dengan perubahan laba ditahan perusahan anak dan dikurangi dengan selisih antara harga perolehan dengan nilai buku yang sudah diamortisasi atau dibebankan ke laba rugi.
* Investasi saham perusahaan anak tetap akan sebesar harga perolehannya.
* Dilain pihak laba ditahan perusahaan anak akan bertambah dengan laba dan berkurang dengan pembagian deviden dan rugi.
* Bila dibandingkan dengan saldo rekening investasi menurut metode ekuitas akan terjadi selisih sebesar persentase pemilikan dikalikan dengan perubahan laba ditahan perusahan anak dan dikurangi dengan selisih antara harga perolehan dengan nilai buku yang sudah diamortisasi atau dibebankan ke laba rugi.
Pencatatan dengan Metode Cost
Pencatatan dengan Metode Cost
1. Pada saat Pembelian Investasi (sama dengan metode ekuitas)
xxx
Kas
xxx
Investasi Saham Perusahaan Anak
2. Pada saat perusahaan anak memperoleh laba, transaksi ini tidak perlu dicatat oleh perusahaan induk.
3. Pada saat perusahaan anak menderita kerugian, transaksi ini tidak perlu dicatat oleh perusahaan induk.
4. Pada saat perusahaan anak membagi deviden.
xxx
Pendapatan Deviden
xxx
Kas
5. Apabila deviden tersebut berasal dari laba ditahan sebelum kepemilikan, maka akan dicatat sebagai pengurang terhadap harga perolehan investasi, yaitu :
xxx
Investasi Saham Prsh. Anak
xxx
Kas
4. Pada saat perusahaan anak membagi deviden.
xxx
Pendapatan Deviden
xxx
Kas
5. Apabila deviden tersebut berasal dari laba ditahan sebelum kepemilikan, maka akan dicatat sebagai pengurang terhadap harga perolehan investasi
1. Pada saat Pembelian Investasi (sama dengan metode ekuitas)
xxx
Kas
xxx
Investasi Saham Perusahaan Anak
2. Pada saat perusahaan anak memperoleh laba, transaksi ini tidak perlu dicatat oleh perusahaan induk.
3. Pada saat perusahaan anak menderita kerugian, transaksi ini tidak perlu dicatat oleh perusahaan induk.
4. Pada saat perusahaan anak membagi deviden.
xxx
Pendapatan Deviden
xxx
Kas
5. Apabila deviden tersebut berasal dari laba ditahan sebelum kepemilikan, maka akan dicatat sebagai pengurang terhadap harga perolehan investasi, yaitu :
xxx
Investasi Saham Prsh. Anak
xxx
Kas
4. Pada saat perusahaan anak membagi deviden.
xxx
Pendapatan Deviden
xxx
Kas
5. Apabila deviden tersebut berasal dari laba ditahan sebelum kepemilikan, maka akan dicatat sebagai pengurang terhadap harga perolehan investasi
Prosedur dan Tujuan Metode Cost
Prosedur dan Tujuan Metode Cost
Di dalam metode ini rekening investasi saham perusahaan anak akan dicatat sebesar harga perolehannya (cost). Perusahaan tidak akan mencatat terjadinya perubahan hak atas perusahaan anak, sebelum hak tersebut diterima. Dengan demikian perusahaan induk tidak akan mengakui adanya laba perusahaan anak sebelum laba tersebut dibagi.
Oleh karena itu saldo rekening investasi saham di dalam metode ini akan tetap sebesar harga perolehannya, kecuali terjadi pembagian deviden yang berasal dari laba sebelum kepemilikan
Di dalam metode ini rekening investasi saham perusahaan anak akan dicatat sebesar harga perolehannya (cost). Perusahaan tidak akan mencatat terjadinya perubahan hak atas perusahaan anak, sebelum hak tersebut diterima. Dengan demikian perusahaan induk tidak akan mengakui adanya laba perusahaan anak sebelum laba tersebut dibagi.
Oleh karena itu saldo rekening investasi saham di dalam metode ini akan tetap sebesar harga perolehannya, kecuali terjadi pembagian deviden yang berasal dari laba sebelum kepemilikan
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
Akuntansi Investasi Jangka Panjang
Pada dasarnya akuntansi terhadap investasi jangka panjang dalam bentuk saham dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode ekuitas (Equity Method) dan metode harga perolehan (Cost Method)
Pemilihan metode akuntansi terhadap investasi jangka panjang ini dikaitkan dengan besarnya pemilikan saham, yaitu :
* Pemilikan saham dalam jumlah kecil, yaitu dibawah 20% disarankan untuk menggunakan metode harga perolehan.
* Pemilikan saham dalam jumlah yang cukup besar, sehingga dapat mempengaruhi secara berarti (materiality), yaitu pemilikam 20% - 50%, disarankan untuk menggunakan metode ekuitas.
* Pemilikan saham secara mayoritas, sehingga dapat mengendalikan perusahaan anak, yaitu pemilikan lebih dari 50% dapat menggunakan kedua metode tersebuut, akan tetapi disarankan menggunakan metode ekuitas. Dalam pemilikan di atas 50% ini, perusahaan induk diharuskan menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Akuntansi Investasi Jangka Panjang
Pada dasarnya akuntansi terhadap investasi jangka panjang dalam bentuk saham dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode ekuitas (Equity Method) dan metode harga perolehan (Cost Method)
Pemilihan metode akuntansi terhadap investasi jangka panjang ini dikaitkan dengan besarnya pemilikan saham, yaitu :
* Pemilikan saham dalam jumlah kecil, yaitu dibawah 20% disarankan untuk menggunakan metode harga perolehan.
* Pemilikan saham dalam jumlah yang cukup besar, sehingga dapat mempengaruhi secara berarti (materiality), yaitu pemilikam 20% - 50%, disarankan untuk menggunakan metode ekuitas.
* Pemilikan saham secara mayoritas, sehingga dapat mengendalikan perusahaan anak, yaitu pemilikan lebih dari 50% dapat menggunakan kedua metode tersebuut, akan tetapi disarankan menggunakan metode ekuitas. Dalam pemilikan di atas 50% ini, perusahaan induk diharuskan menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.
Dividen dapat dibagi menjadi tiga jenis:
1. Dividen tunai; metode paling umum untuk pembagian keuntungan. Dibayarkan dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya.
2. Dividen saham; cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang dimiliki. Contohnya, setiap 100 saham yang dimiliki, dibagikan 5 saham tambahan. Metode ini mirip dengan stock split karena dilakukan dengan cara menambah jumlah saham sambil mengurangi nilai tiap saham sehingga tidak mengubah kapitalisasi pasar.
3. Dividen properti; dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan cara ini jarang dilakukan.
4. Dividen interim; dibagikan sebelum tahun buku Perseroan berakhir.
Dividen dapat dibagi menjadi tiga jenis:
1. Dividen tunai; metode paling umum untuk pembagian keuntungan. Dibayarkan dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya.
2. Dividen saham; cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang dimiliki. Contohnya, setiap 100 saham yang dimiliki, dibagikan 5 saham tambahan. Metode ini mirip dengan stock split karena dilakukan dengan cara menambah jumlah saham sambil mengurangi nilai tiap saham sehingga tidak mengubah kapitalisasi pasar.
3. Dividen properti; dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan cara ini jarang dilakukan.
4. Dividen interim; dibagikan sebelum tahun buku Perseroan berakhir.
Rabu, 19 Mei 2010
KRISIS AKUNTANSI DITANDAI OLEH
Krisis Akuntansi, ditandai oleh:
* Pengurangan jasa akuntan dan auiditing. Penurunan status sosial dari borjuis menjadi proletar, karena ketidakmampuan menjadi independen dan otonom dari langganannya
* Kehilangan monopoli atas jasa informasi akuntansi yang saat ini di supply oleh IT
* Kecurangan dalam lingkungan akuntansi yang dilakukan pihak korporasi dan akuntan
* Lebel” tukang angka” yang semakin kental bagi akuntan, yang bisa menentukan jumlah laba rugi perusahaan
* Tugas-tugas akuntansi sudah bisa dilakukan oleh software yang user friendly sehingga tidak memerlukan keahlian akuntansi lagi
* Hasil proses ilmu pengetahuan-akademik sering tidak match dengan kebutuhan dan keinginan dunia praktek
Semua akan berevolusi menuju ke kesempurnaan, oleh karena itu
* Jika ada sistem atau sub sistem yang salah atau mengabaikan suatu unsur, maka sistem tersebut akan HANCUR!
* Akuntansi Kapitalis yang mengalami krisis saat ini karena mengabaikan elemen penting dalam sistemnya yaitu KETUHANAN atau TAUHID yang mewajibkan manusia menerapkan hukum-hukum syariat, yang dibangun diatas pemikiran manusia yang mengindahkan aspek spiritualisme dan hukum-hukum ALLAH. Yang jika tidak dilaksanakan maka akan menghadapi KEHANCURAN
* Pengurangan jasa akuntan dan auiditing. Penurunan status sosial dari borjuis menjadi proletar, karena ketidakmampuan menjadi independen dan otonom dari langganannya
* Kehilangan monopoli atas jasa informasi akuntansi yang saat ini di supply oleh IT
* Kecurangan dalam lingkungan akuntansi yang dilakukan pihak korporasi dan akuntan
* Lebel” tukang angka” yang semakin kental bagi akuntan, yang bisa menentukan jumlah laba rugi perusahaan
* Tugas-tugas akuntansi sudah bisa dilakukan oleh software yang user friendly sehingga tidak memerlukan keahlian akuntansi lagi
* Hasil proses ilmu pengetahuan-akademik sering tidak match dengan kebutuhan dan keinginan dunia praktek
Semua akan berevolusi menuju ke kesempurnaan, oleh karena itu
* Jika ada sistem atau sub sistem yang salah atau mengabaikan suatu unsur, maka sistem tersebut akan HANCUR!
* Akuntansi Kapitalis yang mengalami krisis saat ini karena mengabaikan elemen penting dalam sistemnya yaitu KETUHANAN atau TAUHID yang mewajibkan manusia menerapkan hukum-hukum syariat, yang dibangun diatas pemikiran manusia yang mengindahkan aspek spiritualisme dan hukum-hukum ALLAH. Yang jika tidak dilaksanakan maka akan menghadapi KEHANCURAN
ISU AKUNTANSI KONVENSIONAL YANG BANYAK DITENTANG DAN KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
ISU AKUNTANSI KONVENSIONAL YANG BANYAK DITENTANG
* Perbedaan standar dan perlakuan untuk mencatat dan memperlakukan transaksi atau pos yang berbeda
* Perbedaan dalam pengakuan pendapatan. Accrual basis and cash basis
* Ada perbedaan dalam pengakuan pendapatan atau biaya
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
* Laporan keuangan bersifat historis, karenanya tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi
* Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu
* Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan
* Akuntansi hanya melaporkan informasi yang bersifat material
* Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian
* Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu transaksi daripada bentuk hukum formalitasnya. Sehingga muncul dualisme antara bukti dan fakta
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
* Laporan keuangan disusun berdasarkan istilah-istilah teknis
* Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan
* Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan
* Perubahan dalam daya beli uang jelas ada, akan tetapi hal ini tidak tercermin dalam laporan keuangan
KETERBATASAN AKUNTANSI KONVENSIONAL
* Tidak dapat menciptakan kesejahteraan sosial
* Harus ikut bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi akibat promosi keuntungan investasi yang dikemukakan informasi akuntansi
* Harus ikut bertanggung jawab terhadap kebobrokan sosial saat ini
* Didasarkan pada filsafat barat yang tidak sama dengan filsafat Islam yang mengakui kedaulatan Tuhan, pengakuan pada yang ghaib, keberadaan akhirat, dsb
* Perbedaan standar dan perlakuan untuk mencatat dan memperlakukan transaksi atau pos yang berbeda
* Perbedaan dalam pengakuan pendapatan. Accrual basis and cash basis
* Ada perbedaan dalam pengakuan pendapatan atau biaya
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
* Laporan keuangan bersifat historis, karenanya tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi
* Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu
* Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan
* Akuntansi hanya melaporkan informasi yang bersifat material
* Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian
* Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu transaksi daripada bentuk hukum formalitasnya. Sehingga muncul dualisme antara bukti dan fakta
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
* Laporan keuangan disusun berdasarkan istilah-istilah teknis
* Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan
* Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan
* Perubahan dalam daya beli uang jelas ada, akan tetapi hal ini tidak tercermin dalam laporan keuangan
KETERBATASAN AKUNTANSI KONVENSIONAL
* Tidak dapat menciptakan kesejahteraan sosial
* Harus ikut bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi akibat promosi keuntungan investasi yang dikemukakan informasi akuntansi
* Harus ikut bertanggung jawab terhadap kebobrokan sosial saat ini
* Didasarkan pada filsafat barat yang tidak sama dengan filsafat Islam yang mengakui kedaulatan Tuhan, pengakuan pada yang ghaib, keberadaan akhirat, dsb
Akuntasi Kapitalis
Akuntasi Kapitalis
* Dibangun dalam kerangka memberikan informasi yang dibutuhkan para pemegang saham baik individual maupun institusional untuk menentukan kebijakan ekonominya mengenai sumber kekayaan yang dikuasainya. Akuntansi kapitalis berusaha mendesain laporan keuangan yang sesuai dengan kepentingan individu atau institusi pemegang saham termasuk prinsip dan standar dalam penyusunannya
* Metode penilaian historical cost yang dianggap tidak memberikan informasi yang relevan bagi investor terutama saat inflasi
* Sistem alokasi yang dinilai subjektif dan arbitrer sehingga menimbulkan penyalahgunaan akuntansi untuk melakukan penipuan
* Prinsip konservatisme yang dianggap menguntungkan pemegang saham dan merugika pihak lain
* Dibangun dalam kerangka memberikan informasi yang dibutuhkan para pemegang saham baik individual maupun institusional untuk menentukan kebijakan ekonominya mengenai sumber kekayaan yang dikuasainya. Akuntansi kapitalis berusaha mendesain laporan keuangan yang sesuai dengan kepentingan individu atau institusi pemegang saham termasuk prinsip dan standar dalam penyusunannya
* Metode penilaian historical cost yang dianggap tidak memberikan informasi yang relevan bagi investor terutama saat inflasi
* Sistem alokasi yang dinilai subjektif dan arbitrer sehingga menimbulkan penyalahgunaan akuntansi untuk melakukan penipuan
* Prinsip konservatisme yang dianggap menguntungkan pemegang saham dan merugika pihak lain
Perbedaan ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional
Perbedaan ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional
* Ekonomi konvensional :sistem yang di redusir dari sistem kapitalis , sosialist, sistem sosial.cenderung bersifat sekuler. Sistem ini tidak mepercayai yang ghaib dan tidak memperdulikan akhirat. Kebenaran sistem ini hanya di nilai dari rasionalisme, empiris dan berbagai pengalaman atau zaman.
* Filosofi sistem konvensional : keuntungan yg sebesar besarnya, tanpa bersentuhan dengan nilai nilai agama.
* Konsep:
kesejahteraan material yang bersifat liberal. Tidak berhubungan dengan agama.
Riba
* Riba : berasal dari bahasa arab yang berarti tambahan (alziyadah), berkembang (an numuw), meningkat (al irtifa), dan membesar (al uluw).dengan demikian riba dapat diartikan sebagai pengambilan tambahan dalam transaksi pinjam meminjam, bahkan tambahan dalam transaksi jual beli yang dilakukan secara batil dapat dikatakan riba.
* Riba : adalah sesuatu yang di haramkan dalam agama islam. Tetapi di sahkan bahkan di anjurkan dalam sistem ekonomi lain.
riba
* Riba akibat utang piutang:
* Riba qardh, yaitu suatu tambahan atau tingkat kelebihan tertentu yang di syaratkan thd yang berutang.
* Riba jahiliyyah, yaitu utang yang di bayar lebih dari pokoknya. Karena si peminjam tidak dapat membayar utang pada waktu yang ditetapkan.
riba
* Riba akibat jual beli :
* Riba fadhl, pertukaran barang sejenis dengan kadar atau takaran berbeda dan barang yang di pertukarkan termasuk dalam jenis barang ribawi…( emas, perak, bahan makanan pokok beras ,gandum dan barang makanan tambahan lauk pauk, sayur mayur dll)
* Riba nasi’ah, yaitu penangguhan atas penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang di pertukarkan degan jenis barang ribawi lainnnya. Riba Nasi’ah terjadi karena perbedaan, perubahan dan tambahan antara yang diserahkan saat ini dan di serahkan kemudian.
Riba
* Pada tahun 1990 majalah infobank melakukan riset terhadap 489 responden yg terdidik di jakarta:
* Pendapat tentang suku bunga bank
Tidak setuju 31,7%
Kurang setuju 25,9%
Sangat tidak setuju 8,1%
65,7%
sedangkan yg tidak setuju 34,3%
Riba
* Motivasi menyimpan uang di bank:
Untuk keamanan 61,4%
Untuk mendapatkan Hadiah 5,0%
Lain lain 22,7%
Untuk Mendapatkan BUNGA 10,9%
RIBA
Ayat-ayat Al-Qur’an yang melarang riba :
* Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada ALLAH dan tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang-orang yang beriman, (QS , albaqarah :278)
* Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa ALLAH dan Rasulnya akan memerangi kamu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiya.(dirugikan).(QS albaqarah :279)
RIBA
* Orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan)penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah di sebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal ALLAH telah menghalalkan jualbeli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya lalu terus berhenti(dari mengambil riba maka baginya apa yang diambilnya dahulu (sebelum datang larangan dan urusannya (terserah) kepada ALLAH. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuini penghuni neraka, mereka kekal didaalmnya ( QS Albaqarah: 275)
RIBA
* Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak bertambah di sisi ALLAH. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan ALLAH, maka (yang berbuat demikian) itulah orang orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QSAr ruum : 39)
* Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan ALLAH tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS Albaqarah :276)
Riba
* Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah di larangh darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan batil. Kami telah menyediakan untuk orang orang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih (QS An Nisa: 161)
Riba
* Dari penjelasan ayat ayat Alqur’an tentang pengharaman RIBA maka mungkin terbersit di hati kecil manusia.. “ kalau begitu orang2 miskin tak kan dapat maju ekonominya karena tidak bisa meminjam kepada RENTENIR dan lembaga RENTENIR. Tetapi janganlah lupa bahwa ALLAH maha adil… ALLAH telah melakukan larangan tetapi juga menawarkan kebahagiaan..
* Orang yang meberi pinjaman tanpa RIBA maka pahalanya lebih besar di banding orang yg bersedekah. Karena secara logika orang yg meminjam pasti mebutuhkan sedangkan orang yang memberi sedekah belum tentu orang tersebut (yang diberi sedekah membutuhkan).
* Ekonomi konvensional :sistem yang di redusir dari sistem kapitalis , sosialist, sistem sosial.cenderung bersifat sekuler. Sistem ini tidak mepercayai yang ghaib dan tidak memperdulikan akhirat. Kebenaran sistem ini hanya di nilai dari rasionalisme, empiris dan berbagai pengalaman atau zaman.
* Filosofi sistem konvensional : keuntungan yg sebesar besarnya, tanpa bersentuhan dengan nilai nilai agama.
* Konsep:
kesejahteraan material yang bersifat liberal. Tidak berhubungan dengan agama.
Riba
* Riba : berasal dari bahasa arab yang berarti tambahan (alziyadah), berkembang (an numuw), meningkat (al irtifa), dan membesar (al uluw).dengan demikian riba dapat diartikan sebagai pengambilan tambahan dalam transaksi pinjam meminjam, bahkan tambahan dalam transaksi jual beli yang dilakukan secara batil dapat dikatakan riba.
* Riba : adalah sesuatu yang di haramkan dalam agama islam. Tetapi di sahkan bahkan di anjurkan dalam sistem ekonomi lain.
riba
* Riba akibat utang piutang:
* Riba qardh, yaitu suatu tambahan atau tingkat kelebihan tertentu yang di syaratkan thd yang berutang.
* Riba jahiliyyah, yaitu utang yang di bayar lebih dari pokoknya. Karena si peminjam tidak dapat membayar utang pada waktu yang ditetapkan.
riba
* Riba akibat jual beli :
* Riba fadhl, pertukaran barang sejenis dengan kadar atau takaran berbeda dan barang yang di pertukarkan termasuk dalam jenis barang ribawi…( emas, perak, bahan makanan pokok beras ,gandum dan barang makanan tambahan lauk pauk, sayur mayur dll)
* Riba nasi’ah, yaitu penangguhan atas penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang di pertukarkan degan jenis barang ribawi lainnnya. Riba Nasi’ah terjadi karena perbedaan, perubahan dan tambahan antara yang diserahkan saat ini dan di serahkan kemudian.
Riba
* Pada tahun 1990 majalah infobank melakukan riset terhadap 489 responden yg terdidik di jakarta:
* Pendapat tentang suku bunga bank
Tidak setuju 31,7%
Kurang setuju 25,9%
Sangat tidak setuju 8,1%
65,7%
sedangkan yg tidak setuju 34,3%
Riba
* Motivasi menyimpan uang di bank:
Untuk keamanan 61,4%
Untuk mendapatkan Hadiah 5,0%
Lain lain 22,7%
Untuk Mendapatkan BUNGA 10,9%
RIBA
Ayat-ayat Al-Qur’an yang melarang riba :
* Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada ALLAH dan tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang-orang yang beriman, (QS , albaqarah :278)
* Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa ALLAH dan Rasulnya akan memerangi kamu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiya.(dirugikan).(QS albaqarah :279)
RIBA
* Orang orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan)penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah di sebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal ALLAH telah menghalalkan jualbeli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya lalu terus berhenti(dari mengambil riba maka baginya apa yang diambilnya dahulu (sebelum datang larangan dan urusannya (terserah) kepada ALLAH. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuini penghuni neraka, mereka kekal didaalmnya ( QS Albaqarah: 275)
RIBA
* Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak bertambah di sisi ALLAH. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan ALLAH, maka (yang berbuat demikian) itulah orang orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QSAr ruum : 39)
* Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan ALLAH tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS Albaqarah :276)
Riba
* Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah di larangh darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan batil. Kami telah menyediakan untuk orang orang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih (QS An Nisa: 161)
Riba
* Dari penjelasan ayat ayat Alqur’an tentang pengharaman RIBA maka mungkin terbersit di hati kecil manusia.. “ kalau begitu orang2 miskin tak kan dapat maju ekonominya karena tidak bisa meminjam kepada RENTENIR dan lembaga RENTENIR. Tetapi janganlah lupa bahwa ALLAH maha adil… ALLAH telah melakukan larangan tetapi juga menawarkan kebahagiaan..
* Orang yang meberi pinjaman tanpa RIBA maka pahalanya lebih besar di banding orang yg bersedekah. Karena secara logika orang yg meminjam pasti mebutuhkan sedangkan orang yang memberi sedekah belum tentu orang tersebut (yang diberi sedekah membutuhkan).
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
* Sistem ekonomi islam adalah sebuah sistem yang dimana cara cara pengaplikasiannya tidak lepas dari Al-Qur’an , al hadist dan itjma ulama.
* Sistem ekonomi islam di mulai dari sejak masa Rasulullah sampai akhir zaman.
* Islam memandang bahwa bumi dan segala isinya merupakan “amanah dari Allah “ kepada manusia sebagai khalifah dimuka bumi.Untuk mencapai tujuan suci.. Allah memberi petunjuk melalui rasulNya. Diantaranya Akidah, Ahlak dan Syariat
Sistem ekonomi islam
* Sistem ekonomi islam juga merupakan sistem yg eternal muamalah hal ini karena adanya yang dinamakan thawabit wa mutagoyyirat (prinsip dan variabel) dal;am islam.
* Dicontohkan dengan ketentuan dasar ekonomi seperti larangan, pengenaan zakat dll. Variabel merupakan instrumen untuk melaksanakan prinsip tersebut, seperti mudarabah, murabahah, bai baithaman ajil dsb.
Perbedaan ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional
* Ekonomi syariah : Islam datang dg sistem nilai yg komprehensif dan terpadu. Islam mengatur bukan saja urusan dunia tetapi juga urusan akhirat.islam juga mengatur tentang aspek dan nilai dari professi akuntan, islam ingin menghantarkan semua pihak baik manajemen, karyawan, investor, analis, dan akuntan menuju keselamatan dunia dan akhirat.
* filosofi islam:
* Tauhid uluhiyah
* Tauhid rububiyah
* Khilafah
* Tazkiyah
* Alfalah
* Sistem ekonomi islam adalah sebuah sistem yang dimana cara cara pengaplikasiannya tidak lepas dari Al-Qur’an , al hadist dan itjma ulama.
* Sistem ekonomi islam di mulai dari sejak masa Rasulullah sampai akhir zaman.
* Islam memandang bahwa bumi dan segala isinya merupakan “amanah dari Allah “ kepada manusia sebagai khalifah dimuka bumi.Untuk mencapai tujuan suci.. Allah memberi petunjuk melalui rasulNya. Diantaranya Akidah, Ahlak dan Syariat
Sistem ekonomi islam
* Sistem ekonomi islam juga merupakan sistem yg eternal muamalah hal ini karena adanya yang dinamakan thawabit wa mutagoyyirat (prinsip dan variabel) dal;am islam.
* Dicontohkan dengan ketentuan dasar ekonomi seperti larangan, pengenaan zakat dll. Variabel merupakan instrumen untuk melaksanakan prinsip tersebut, seperti mudarabah, murabahah, bai baithaman ajil dsb.
Perbedaan ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional
* Ekonomi syariah : Islam datang dg sistem nilai yg komprehensif dan terpadu. Islam mengatur bukan saja urusan dunia tetapi juga urusan akhirat.islam juga mengatur tentang aspek dan nilai dari professi akuntan, islam ingin menghantarkan semua pihak baik manajemen, karyawan, investor, analis, dan akuntan menuju keselamatan dunia dan akhirat.
* filosofi islam:
* Tauhid uluhiyah
* Tauhid rububiyah
* Khilafah
* Tazkiyah
* Alfalah
Kesamaan Kesamaan antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Kesamaan
Kesamaan antara Akuntansi Manajemen
dan Akuntansi Keuangan :
* Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen
* Sama-sama menggunakan informasi operasi yang sama
Akuntansi Manajemen
Sebagai suatu Tipe Informasi
Informasi
Informasi
Kuantitatif
Informasi
Non Kuantitatif
* Akuntansi manajemen dipandang sebagai suatu tipe akuntansi yang merupakan suatu proses untuk mengolah informasi keuangan untuk memenuhi keperluan para manajer dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi.
* Informasi : Suatu fakta, data, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan.
* Guna Informasi : Untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
* Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian informasi kuantitatif !!
Mengapa Informasi Kuantitatif ?
* Dalam pengamilan keputusan investasi, manajemen tidak hanya memerlukan informasi apakah investasi mendatangkan laba atau tidak.
* Lebih dari itu perlu informasi besarnya rate of return dan payback period
* Informasi Kuantitatif
Rate of returnya 20%
Payback periodnya 5 tahun
* Informasi Non Kuantitatif
Rate of returnya lumayan
Payback periodnya tidak terlalu lama
? Informasi mana yang lebih meminimumkan
ketidakpastian di masa mendatang ?
Informasi Akuntansi ?
* Accounting is a business language …!
* Sebagai suatu bahasa, akuntansi merupakan alat untuk berpikir menajemen dalam bisnis dan utnuk mengkomunikasikan pikiran-pikiran bisnis manajemen kepada bawahan, atasan, manajer lain dan kepada pihak luar
* Berpikir bisnis berpikir secara ekonomis dan rasional
Kesamaan antara Akuntansi Manajemen
dan Akuntansi Keuangan :
* Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen
* Sama-sama menggunakan informasi operasi yang sama
Akuntansi Manajemen
Sebagai suatu Tipe Informasi
Informasi
Informasi
Kuantitatif
Informasi
Non Kuantitatif
* Akuntansi manajemen dipandang sebagai suatu tipe akuntansi yang merupakan suatu proses untuk mengolah informasi keuangan untuk memenuhi keperluan para manajer dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi.
* Informasi : Suatu fakta, data, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan.
* Guna Informasi : Untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
* Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian informasi kuantitatif !!
Mengapa Informasi Kuantitatif ?
* Dalam pengamilan keputusan investasi, manajemen tidak hanya memerlukan informasi apakah investasi mendatangkan laba atau tidak.
* Lebih dari itu perlu informasi besarnya rate of return dan payback period
* Informasi Kuantitatif
Rate of returnya 20%
Payback periodnya 5 tahun
* Informasi Non Kuantitatif
Rate of returnya lumayan
Payback periodnya tidak terlalu lama
? Informasi mana yang lebih meminimumkan
ketidakpastian di masa mendatang ?
Informasi Akuntansi ?
* Accounting is a business language …!
* Sebagai suatu bahasa, akuntansi merupakan alat untuk berpikir menajemen dalam bisnis dan utnuk mengkomunikasikan pikiran-pikiran bisnis manajemen kepada bawahan, atasan, manajer lain dan kepada pihak luar
* Berpikir bisnis berpikir secara ekonomis dan rasional
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen
* Suatu tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan
* Informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi
Akuntansi Manajemen VS Keuangan
Perbedaan dapat dilihat dari sudut :
* Dasar Pencatatan
* Fokus Informasi
* Lingkup informasi
* Sifat laporan yang dihasilkan
* Keterlibatan dalam perilaku manusia
* Disiplin sumber yang melandasi
* Suatu tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan
* Informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi
Akuntansi Manajemen VS Keuangan
Perbedaan dapat dilihat dari sudut :
* Dasar Pencatatan
* Fokus Informasi
* Lingkup informasi
* Sifat laporan yang dihasilkan
* Keterlibatan dalam perilaku manusia
* Disiplin sumber yang melandasi
Selasa, 18 Mei 2010
TRANSAKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT
TRANSAKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT
Produk disimpan sebagai berikut:
o Giro dinilai sebesar kewajiban bank kepada pemegang biro
o Tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan
o Deposito dinilai sebesar jumlah pokok deposito yang tercantum dalam perjanjian antar pemilik bank dan pemegang deposito berjangka
o Sertifikat deposito dinilai sebesar nilai nominal dikurangi saldo bunga dibayar dimuka dan diamortisasi selama jangka waktu sertifikat deposito
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
o Disajikan sesuai dgn format laporan bank PSAK No.31 paragraf80-82
o Pos pos dengan nilai material yang tidak dapat digolongkan dalam pos pos aktiva dan kewajiban disajikan dalam pos tersendiri
o Jumlah aktiva dan kewajiban yang disajikan pada neraca tidak boleh disalinghapuskan dengan kewajiban atau aktiva lain kecuali secara hukum dibenarkan dan saling hapus tersebut tercerminkan dalam perkiraan realisasi atau penyelesaian aktiva atau kewajiban
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
o Penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk dan disajikan sebagai pos pengurang dari setiap jenis aktiva produktif yang bersangkuta\n
o Dalam restrukturisasi kredit, jumlah bruto kredit meliputi pokok kredit, bunga dan beban lain yang dialihkan menjadi pokok kredit
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
UNTUK POS TERTENTU
o Bank harus mengungkapkan jenis transaksi, jumlah penempatan dan jenis valuta dari penempatan antar bank
o Hal yang berkaitan dengan efek diungkapkan dfalam catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 50: dengan tambahan sebagai berikut:
+ Jenis dan jumlah nilai nominal efek
+ Harga pasar
+ Jenis valuta
+ Kelompok penerbit
+ Peringkat efek
+ Ketertagihan atau kolektibilitas
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
UNTUK POS TERTENTU
* Bank harus menggungkapkan perinician simpanan mengenai:
+ Jumlah giro dan deposito berjangka byang diblokir dan dijadikan jaminan kredit dan transaksi/fasilitas perbankan lainya
+ Pemberian fasilitas istimewa kepada pemilik rekening giro
+ Komposisi besarnya pemilikan deposito dan sertifikat deposito menurut jenis mata uang rupiah dan valuta asing
* Selain pengungkapan yang diharuskan PSAK1, bank harus mengungkapkan perincian mengenai ::
+ Jenis pinjaman yang diterima
+ Jenis valuta
+ Perikatan yang menyertai
+ Nilai aktiva bank yang dijaminkan
Produk disimpan sebagai berikut:
o Giro dinilai sebesar kewajiban bank kepada pemegang biro
o Tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan
o Deposito dinilai sebesar jumlah pokok deposito yang tercantum dalam perjanjian antar pemilik bank dan pemegang deposito berjangka
o Sertifikat deposito dinilai sebesar nilai nominal dikurangi saldo bunga dibayar dimuka dan diamortisasi selama jangka waktu sertifikat deposito
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
o Disajikan sesuai dgn format laporan bank PSAK No.31 paragraf80-82
o Pos pos dengan nilai material yang tidak dapat digolongkan dalam pos pos aktiva dan kewajiban disajikan dalam pos tersendiri
o Jumlah aktiva dan kewajiban yang disajikan pada neraca tidak boleh disalinghapuskan dengan kewajiban atau aktiva lain kecuali secara hukum dibenarkan dan saling hapus tersebut tercerminkan dalam perkiraan realisasi atau penyelesaian aktiva atau kewajiban
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
o Penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk dan disajikan sebagai pos pengurang dari setiap jenis aktiva produktif yang bersangkuta\n
o Dalam restrukturisasi kredit, jumlah bruto kredit meliputi pokok kredit, bunga dan beban lain yang dialihkan menjadi pokok kredit
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
UNTUK POS TERTENTU
o Bank harus mengungkapkan jenis transaksi, jumlah penempatan dan jenis valuta dari penempatan antar bank
o Hal yang berkaitan dengan efek diungkapkan dfalam catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 50: dengan tambahan sebagai berikut:
+ Jenis dan jumlah nilai nominal efek
+ Harga pasar
+ Jenis valuta
+ Kelompok penerbit
+ Peringkat efek
+ Ketertagihan atau kolektibilitas
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
UNTUK POS TERTENTU
* Bank harus menggungkapkan perinician simpanan mengenai:
+ Jumlah giro dan deposito berjangka byang diblokir dan dijadikan jaminan kredit dan transaksi/fasilitas perbankan lainya
+ Pemberian fasilitas istimewa kepada pemilik rekening giro
+ Komposisi besarnya pemilikan deposito dan sertifikat deposito menurut jenis mata uang rupiah dan valuta asing
* Selain pengungkapan yang diharuskan PSAK1, bank harus mengungkapkan perincian mengenai ::
+ Jenis pinjaman yang diterima
+ Jenis valuta
+ Perikatan yang menyertai
+ Nilai aktiva bank yang dijaminkan
TRANSAKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT
TRANSAKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT
Produk disimpan sebagai berikut:
o Giro dinilai sebesar kewajiban bank kepada pemegang biro
o Tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan
o Deposito dinilai sebesar jumlah pokok deposito yang tercantum dalam perjanjian antar pemilik bank dan pemegang deposito berjangka
o Sertifikat deposito dinilai sebesar nilai nominal dikurangi saldo bunga dibayar dimuka dan diamortisasi selama jangka waktu sertifikat deposito
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
o Disajikan sesuai dgn format laporan bank PSAK No.31 paragraf80-82
o Pos pos dengan nilai material yang tidak dapat digolongkan dalam pos pos aktiva dan kewajiban disajikan dalam pos tersendiri
o Jumlah aktiva dan kewajiban yang disajikan pada neraca tidak boleh disalinghapuskan dengan kewajiban atau aktiva lain kecuali secara hukum dibenarkan dan saling hapus tersebut tercerminkan dalam perkiraan realisasi atau penyelesaian aktiva atau kewajiban
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
o Penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk dan disajikan sebagai pos pengurang dari setiap jenis aktiva produktif yang bersangkuta\n
o Dalam restrukturisasi kredit, jumlah bruto kredit meliputi pokok kredit, bunga dan beban lain yang dialihkan menjadi pokok kredit
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
UNTUK POS TERTENTU
o Bank harus mengungkapkan jenis transaksi, jumlah penempatan dan jenis valuta dari penempatan antar bank
o Hal yang berkaitan dengan efek diungkapkan dfalam catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 50: dengan tambahan sebagai berikut:
+ Jenis dan jumlah nilai nominal efek
+ Harga pasar
+ Jenis valuta
+ Kelompok penerbit
+ Peringkat efek
+ Ketertagihan atau kolektibilitas
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
UNTUK POS TERTENTU
* Bank harus menggungkapkan perinician simpanan mengenai:
+ Jumlah giro dan deposito berjangka byang diblokir dan dijadikan jaminan kredit dan transaksi/fasilitas perbankan lainya
+ Pemberian fasilitas istimewa kepada pemilik rekening giro
+ Komposisi besarnya pemilikan deposito dan sertifikat deposito menurut jenis mata uang rupiah dan valuta asing
* Selain pengungkapan yang diharuskan PSAK1, bank harus mengungkapkan perincian mengenai ::
+ Jenis pinjaman yang diterima
+ Jenis valuta
+ Perikatan yang menyertai
+ Nilai aktiva bank yang dijaminkan
Produk disimpan sebagai berikut:
o Giro dinilai sebesar kewajiban bank kepada pemegang biro
o Tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan
o Deposito dinilai sebesar jumlah pokok deposito yang tercantum dalam perjanjian antar pemilik bank dan pemegang deposito berjangka
o Sertifikat deposito dinilai sebesar nilai nominal dikurangi saldo bunga dibayar dimuka dan diamortisasi selama jangka waktu sertifikat deposito
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
o Disajikan sesuai dgn format laporan bank PSAK No.31 paragraf80-82
o Pos pos dengan nilai material yang tidak dapat digolongkan dalam pos pos aktiva dan kewajiban disajikan dalam pos tersendiri
o Jumlah aktiva dan kewajiban yang disajikan pada neraca tidak boleh disalinghapuskan dengan kewajiban atau aktiva lain kecuali secara hukum dibenarkan dan saling hapus tersebut tercerminkan dalam perkiraan realisasi atau penyelesaian aktiva atau kewajiban
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
o Penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk dan disajikan sebagai pos pengurang dari setiap jenis aktiva produktif yang bersangkuta\n
o Dalam restrukturisasi kredit, jumlah bruto kredit meliputi pokok kredit, bunga dan beban lain yang dialihkan menjadi pokok kredit
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
UNTUK POS TERTENTU
o Bank harus mengungkapkan jenis transaksi, jumlah penempatan dan jenis valuta dari penempatan antar bank
o Hal yang berkaitan dengan efek diungkapkan dfalam catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 50: dengan tambahan sebagai berikut:
+ Jenis dan jumlah nilai nominal efek
+ Harga pasar
+ Jenis valuta
+ Kelompok penerbit
+ Peringkat efek
+ Ketertagihan atau kolektibilitas
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
UNTUK POS TERTENTU
* Bank harus menggungkapkan perinician simpanan mengenai:
+ Jumlah giro dan deposito berjangka byang diblokir dan dijadikan jaminan kredit dan transaksi/fasilitas perbankan lainya
+ Pemberian fasilitas istimewa kepada pemilik rekening giro
+ Komposisi besarnya pemilikan deposito dan sertifikat deposito menurut jenis mata uang rupiah dan valuta asing
* Selain pengungkapan yang diharuskan PSAK1, bank harus mengungkapkan perincian mengenai ::
+ Jenis pinjaman yang diterima
+ Jenis valuta
+ Perikatan yang menyertai
+ Nilai aktiva bank yang dijaminkan
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN TRANSAKSI EFEK
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
TRANSAKSI EFEK
o Bank mengklasifikasikan efek pada saat perolehan dalam:
# Dimiliki hingga jatuh tempo
# Diperdagangkan
# Tersedia untuk dijual
o Efek yang dibeli dengan jnaji dijual kembali merupkana jaminan transaksi kredit dan diakui sebagai tagihan repo sebesar harga jual kembali efek yang bersangkutan dikurangi pendapatan bunga yang belum dihasilkan. Selisih antara harga beli dan harga jual diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang belum dihasilkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu sejak efek dibeli hingg dijual kembali
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT
o Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali diakui sebagai kewajiban sebesar harga pembelian yang disepakati oleh bank dan nasabah dikurangi beban bunga yang belumdireliasisasikan. Selisih antara harga jual dan harga beli diperlakukan sebagai beban dibayar dimuka dan diakui sebagai bebandibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga sesuai dengan jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali
o Instrumen derivatif diakui dalam neraca sebagai aktiva dan kewajibanberdasarkan hak/kewajiban menurut perjanjian. Seluruh instrumen derivatif harus disajikan dengan nilai wajar
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT
o Nilai wajar diestimasi berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa
o Laba atau rugi transaksi valuta asingyang disebabkan oleh perubahan harga pasar derivatif diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode terjadinya
o Perlakuan lebih lanjut mengenai instrumen derivatif mengacu pada PSAK 55: Akuntansi Instrumen Derivatif & Aktifitas Lindung Nilai
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PEMBIAYAAN L/C Ekspor
o Pada saat menerima L/c dari bank penerbit, bank mengadministrasikan L/C yang diterima dan transaksi tersbut belum merupakan komitmen dan kontijensi
o Pada saat L/C dibayar oleh bank pembayar kepada penerima sebesar nilai L/C atau nilai reliasasinay, bank pembayar mengakui sebagai tagihan kepada bank penerbit sebesar nilai yang sama
TRANSAKSI EFEK
o Bank mengklasifikasikan efek pada saat perolehan dalam:
# Dimiliki hingga jatuh tempo
# Diperdagangkan
# Tersedia untuk dijual
o Efek yang dibeli dengan jnaji dijual kembali merupkana jaminan transaksi kredit dan diakui sebagai tagihan repo sebesar harga jual kembali efek yang bersangkutan dikurangi pendapatan bunga yang belum dihasilkan. Selisih antara harga beli dan harga jual diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang belum dihasilkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu sejak efek dibeli hingg dijual kembali
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT
o Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali diakui sebagai kewajiban sebesar harga pembelian yang disepakati oleh bank dan nasabah dikurangi beban bunga yang belumdireliasisasikan. Selisih antara harga jual dan harga beli diperlakukan sebagai beban dibayar dimuka dan diakui sebagai bebandibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga sesuai dengan jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali
o Instrumen derivatif diakui dalam neraca sebagai aktiva dan kewajibanberdasarkan hak/kewajiban menurut perjanjian. Seluruh instrumen derivatif harus disajikan dengan nilai wajar
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT
o Nilai wajar diestimasi berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa
o Laba atau rugi transaksi valuta asingyang disebabkan oleh perubahan harga pasar derivatif diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode terjadinya
o Perlakuan lebih lanjut mengenai instrumen derivatif mengacu pada PSAK 55: Akuntansi Instrumen Derivatif & Aktifitas Lindung Nilai
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PEMBIAYAAN L/C Ekspor
o Pada saat menerima L/c dari bank penerbit, bank mengadministrasikan L/C yang diterima dan transaksi tersbut belum merupakan komitmen dan kontijensi
o Pada saat L/C dibayar oleh bank pembayar kepada penerima sebesar nilai L/C atau nilai reliasasinay, bank pembayar mengakui sebagai tagihan kepada bank penerbit sebesar nilai yang sama
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RESTRUKSURI KREDIT
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT
o Pengakuan pendapatan atas tagihan bunga yang dijadikan pokok kredit dalam reangka restrukturisasi dialkukan sesuai dengan PSAK 54: Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah
o Pengalihan kredit menjadi penyertaan diakui sebesar nilai wajar dari saham yang diterima
o Penyertaan yang berasal dari restrukturisasi kredit merupakan penyertaan sementara sehingga ndinilai dengan metode biaya tanpa memeprhatikan besarnya kepemilikan. Bila terdapat penurunan permanen tersbut. Penyertaan ini disajikan terpisah dari penyertaan lain dan tidak perlu dilakukan konsolidais laporan keuangan karena sifat penyertaannya sementara
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT
o Agunan kredit yang diambil alih diakui sebesar nilai bersih yang dapat direliasasikan.
o Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil jual diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan
o Penerimaan kredit yang telah dihapusbukukan diakui sebagai penyesuaian terhadap penyyisihan kerugian kredit sebesar bnilai pokok. Jika penerimaan tersbut melebihi nilai pokoknya maka kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga
RESTRUKSURI KREDIT
o Pengakuan pendapatan atas tagihan bunga yang dijadikan pokok kredit dalam reangka restrukturisasi dialkukan sesuai dengan PSAK 54: Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah
o Pengalihan kredit menjadi penyertaan diakui sebesar nilai wajar dari saham yang diterima
o Penyertaan yang berasal dari restrukturisasi kredit merupakan penyertaan sementara sehingga ndinilai dengan metode biaya tanpa memeprhatikan besarnya kepemilikan. Bila terdapat penurunan permanen tersbut. Penyertaan ini disajikan terpisah dari penyertaan lain dan tidak perlu dilakukan konsolidais laporan keuangan karena sifat penyertaannya sementara
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
RESTRUKSURI KREDIT
o Agunan kredit yang diambil alih diakui sebesar nilai bersih yang dapat direliasasikan.
o Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil jual diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan
o Penerimaan kredit yang telah dihapusbukukan diakui sebagai penyesuaian terhadap penyyisihan kerugian kredit sebesar bnilai pokok. Jika penerimaan tersbut melebihi nilai pokoknya maka kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga
PENPENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENGKREDITAN
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENGKREDITAN
Pengkreditan:
o Kredit diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama diakui sebesar pokok kredit yang merupakan porsi tagihan bank yang bersangkutan
o Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan kredit diakui sebesar porsi kredit yang resikonya ditanggung bank
o Penyisihan kerugian kredit dibentuk sebesarr estimasi kerugian kredit yang tidak dapat ditagih sesuai dengan mata uang denominasi yang diberikan
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENGKREDITAN
o Pendapatan bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produkstif lain yang nonperforming. Pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lain yang non performing diakui pada saat pendapatan tersebut diterima
o Pada saat kredit diklasifikasikan sebagai non performing, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih harus dibatalkan
o Beban bunga diakui secara akrual
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENGKREDITAN
o Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurangan pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga
o Pendapatan selain bunga yang berkaitan dengan jangka waktu diakui selama jangka waktu tersebut
o Apabila kredit atau komitmen kredit diselesaikan sebelum jangka waktunya maka sisa pendapatan dan beban diakui pada saat penyelesaian kredit atau komitmen tersebut
PENGKREDITAN
Pengkreditan:
o Kredit diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama diakui sebesar pokok kredit yang merupakan porsi tagihan bank yang bersangkutan
o Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan kredit diakui sebesar porsi kredit yang resikonya ditanggung bank
o Penyisihan kerugian kredit dibentuk sebesarr estimasi kerugian kredit yang tidak dapat ditagih sesuai dengan mata uang denominasi yang diberikan
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENGKREDITAN
o Pendapatan bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produkstif lain yang nonperforming. Pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lain yang non performing diakui pada saat pendapatan tersebut diterima
o Pada saat kredit diklasifikasikan sebagai non performing, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih harus dibatalkan
o Beban bunga diakui secara akrual
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENGKREDITAN
o Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurangan pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga
o Pendapatan selain bunga yang berkaitan dengan jangka waktu diakui selama jangka waktu tersebut
o Apabila kredit atau komitmen kredit diselesaikan sebelum jangka waktunya maka sisa pendapatan dan beban diakui pada saat penyelesaian kredit atau komitmen tersebut
PELUNASAN BUNGA
Pelunasan bunga
1. Accrual basis
D: BI – Giro
K: Debitur tunggakan bunga
2. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
3. Rekening administratif dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga
Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur- rek.debitur
Koletibilitas meliputi:
* Lancar(standar)
* Kurang lancar (sub-standar)
* Diragukan (doubtful)
* Macet (uncollectible)
e. Wanprestasi Nasabah Debitur
Bila terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan dari debitur yang masih aktif
D: Debitur tunggakan pokok
K: Debitur – Rek. debitur
Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :
1. Lancar :
bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).
2. kurang lacar :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (
3. diragukan :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)
4. macet.: diragukan :
nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.
Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil keputusan
7. Penilaian Debitur Pada Neraca
* Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang outstanding
* Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan debitur diragukan
D: Biaya debitur ragu
K: Penyisihan debitur diragukan
1. Accrual basis
D: BI – Giro
K: Debitur tunggakan bunga
2. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
3. Rekening administratif dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga
Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur- rek.debitur
Koletibilitas meliputi:
* Lancar(standar)
* Kurang lancar (sub-standar)
* Diragukan (doubtful)
* Macet (uncollectible)
e. Wanprestasi Nasabah Debitur
Bila terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan dari debitur yang masih aktif
D: Debitur tunggakan pokok
K: Debitur – Rek. debitur
Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :
1. Lancar :
bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).
2. kurang lacar :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (
3. diragukan :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)
4. macet.: diragukan :
nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.
Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil keputusan
7. Penilaian Debitur Pada Neraca
* Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang outstanding
* Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan debitur diragukan
D: Biaya debitur ragu
K: Penyisihan debitur diragukan
SURAT BERHARGA
2. SURAT BERHARGA
Penanaman uang dalam bentuk surat berharga bersifat sementara dan untuk dijual kembali saat diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut
Kreteria :
* Mempunyai pasar yang dapat diperjual belikan segera
* Untuk dijual segera bila ada kebutuhan dana
* Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain
Jenis Jenis Surat Berharga
* Saham
* Wesel
* Obligasi
* Sekuritas kredit
* Surat berharga lain yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal
KREDIT YANG DIBERIKAN
Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang menghasilkan pendapatan besar adalah debitur/kredit.
Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu memberikan informasi yang efektif kepada manajemen
* Jenis kredit yang diberikan oleh bank
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Profesi, dsb.
* Jangka waktu kredit:
1. Kredit jangka pendek
2. Kredit jangka panjang
* Akuntansi Kredit meliputi:
Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:
1. Persetujuan dan pemberian pagu kredit
2. Penarikan cek oleh nasabah/debitur
3. Pembebanan bunga pada debitur
4. Pelunasan pokok
5. Wanprestasi pembayaran
6. Penilaian debitur pada neraca
2. Saat Penarikan Kredit Oleh Debitur
Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif
D: Debitur
K: BI – Giro
3. Perhitungan Bunga Kredit
Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit .
Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:
1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur tunggakn bunga
K: Pendapatan bunga debitur
2. Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur
Penanaman uang dalam bentuk surat berharga bersifat sementara dan untuk dijual kembali saat diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut
Kreteria :
* Mempunyai pasar yang dapat diperjual belikan segera
* Untuk dijual segera bila ada kebutuhan dana
* Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain
Jenis Jenis Surat Berharga
* Saham
* Wesel
* Obligasi
* Sekuritas kredit
* Surat berharga lain yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal
KREDIT YANG DIBERIKAN
Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang menghasilkan pendapatan besar adalah debitur/kredit.
Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu memberikan informasi yang efektif kepada manajemen
* Jenis kredit yang diberikan oleh bank
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Profesi, dsb.
* Jangka waktu kredit:
1. Kredit jangka pendek
2. Kredit jangka panjang
* Akuntansi Kredit meliputi:
Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:
1. Persetujuan dan pemberian pagu kredit
2. Penarikan cek oleh nasabah/debitur
3. Pembebanan bunga pada debitur
4. Pelunasan pokok
5. Wanprestasi pembayaran
6. Penilaian debitur pada neraca
2. Saat Penarikan Kredit Oleh Debitur
Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif
D: Debitur
K: BI – Giro
3. Perhitungan Bunga Kredit
Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit .
Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:
1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur tunggakn bunga
K: Pendapatan bunga debitur
2. Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur
MODAL BANK
MODAL BANK
DEFINISI
Hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan, yang merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank
KOMPONEN MODAL BANK
Terdiri antara lain dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan-dengan tujuan, laba ditahan-tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap, dan modal sumbangan (modal donasi)
AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK
Penanaman dana bank meliputi penanaman dana dalam alat likuid atau kas, penanaman dana pada lembaga keuangan, penanaman dana dalam bentuk perkreditan dan penanaman dana dalam akativa tetap.
Tujuan dan apenanaman dana adalah untuk memperoleh (menciptakan) pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan.
Jenis penanaman dana antara lain: remise atau pengiriman uang antar cabang dalam bentuk suatu bank, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka , call money, deposito deposits on call, surat berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.
1. Penanaman Dana Alat Likuid atau Kas (KAS DAN BANK)
Dalam penanaman dana kas untuk tujuan operasional harus diperhatikan dasar kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Sedangkan penenaman dana kas ke bank lain harus memperhatikan syarat minimum yang harus dipelihara oleh bank (5% dari dana masyarakat yang dimiliki oleh bank), sehingga terjada likuiditasnya.
Tujuan penanaman uang kas
* Untuk kegiatan operasional
* Untuk memelihara likuiditas
* Untuk menghindari terjadinya over/underliquid
* Untuk memanfaatkan kelebihan dana
* Pendapatan
REMISE
Adalah : pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lain.
Akuntansi remise:
a. Saat pengiriman uang pisik ke cabang
D: RAK- Cabang
K: Kas
b. Saat menerima uang pisik dari cabang
D: Kas
K: RAK- Cabang
Penanaman Alat Likuit dalam Rekening Bank Lain
Akuntansi penanaman pada bank lain:
1. Saat penanaman
D: Bank lain-deposito
D: Bank lain- Call money
K: BI- Giro
DEFINISI
Hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan, yang merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank
KOMPONEN MODAL BANK
Terdiri antara lain dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan-dengan tujuan, laba ditahan-tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap, dan modal sumbangan (modal donasi)
AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK
Penanaman dana bank meliputi penanaman dana dalam alat likuid atau kas, penanaman dana pada lembaga keuangan, penanaman dana dalam bentuk perkreditan dan penanaman dana dalam akativa tetap.
Tujuan dan apenanaman dana adalah untuk memperoleh (menciptakan) pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan.
Jenis penanaman dana antara lain: remise atau pengiriman uang antar cabang dalam bentuk suatu bank, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka , call money, deposito deposits on call, surat berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.
1. Penanaman Dana Alat Likuid atau Kas (KAS DAN BANK)
Dalam penanaman dana kas untuk tujuan operasional harus diperhatikan dasar kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Sedangkan penenaman dana kas ke bank lain harus memperhatikan syarat minimum yang harus dipelihara oleh bank (5% dari dana masyarakat yang dimiliki oleh bank), sehingga terjada likuiditasnya.
Tujuan penanaman uang kas
* Untuk kegiatan operasional
* Untuk memelihara likuiditas
* Untuk menghindari terjadinya over/underliquid
* Untuk memanfaatkan kelebihan dana
* Pendapatan
REMISE
Adalah : pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lain.
Akuntansi remise:
a. Saat pengiriman uang pisik ke cabang
D: RAK- Cabang
K: Kas
b. Saat menerima uang pisik dari cabang
D: Kas
K: RAK- Cabang
Penanaman Alat Likuit dalam Rekening Bank Lain
Akuntansi penanaman pada bank lain:
1. Saat penanaman
D: Bank lain-deposito
D: Bank lain- Call money
K: BI- Giro
MODAL PINJAMAN
MODAL PINJAMAN
DEFINISI
Pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen yang disebut capital notes, loan stock atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu, dan mempunyai sifat modal sendiri
CIRI-CIRI MODAL PINJAMAN
* Tidak dijamin oleh bank penerbit (issuer) dan sifatnya dipersamakan dengan modal (subordinated) serta telah dibayar penuh
* Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik (pemegang capital notes)
* Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, mesikipun bank belum dilikuidasi
* Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mencukupi untuk membayar bunga tersebut
DEFINISI
Pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen yang disebut capital notes, loan stock atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu, dan mempunyai sifat modal sendiri
CIRI-CIRI MODAL PINJAMAN
* Tidak dijamin oleh bank penerbit (issuer) dan sifatnya dipersamakan dengan modal (subordinated) serta telah dibayar penuh
* Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik (pemegang capital notes)
* Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, mesikipun bank belum dilikuidasi
* Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mencukupi untuk membayar bunga tersebut
DEPOSITO
DEPOSITO
DEFINISI
Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berakhir.
* TRANSAKSI DEPOSITO
TRAVELLER’S CHEQUES
DEFINISI
Warkat berharga atas nama yang diterbitkan oleh suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan hanya oleh orang yang memiliki dan namanya tercantum diatas TC tersebut. TC merupakan sumber dana yang paling murah atau tidak berbunga.
REKENING TITIPAN – PAYMENT POINT
DEFINISI
Pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk keuntungan pihak tertentu seperti, rekening listrik PLN, rekening telepon dari Telkom, uang sekolah suatu Universitas, pajak televisi dsb
Akuntansi : SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Akuntansi untuk Penerbitan SBPU dapat dibedakan antara penerbitan, penjualan dan pelunasan SBPU. Rekening SBPU yang diterbitkan merupakan rekning hutang atau dana bank yang selalu bersaldo kredit sepanjang surat berharga masih outstanding.
Akuntansi : SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Akuntansi untuk Penerbitan SBPU dapat dibedakan antara penerbitan, penjualan dan pelunasan SBPU. Rekening SBPU yang diterbitkan merupakan rekning hutang atau dana bank yang selalu bersaldo kredit sepanjang surat berharga masih outstanding.
DEFINISI
Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berakhir.
* TRANSAKSI DEPOSITO
TRAVELLER’S CHEQUES
DEFINISI
Warkat berharga atas nama yang diterbitkan oleh suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan hanya oleh orang yang memiliki dan namanya tercantum diatas TC tersebut. TC merupakan sumber dana yang paling murah atau tidak berbunga.
REKENING TITIPAN – PAYMENT POINT
DEFINISI
Pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk keuntungan pihak tertentu seperti, rekening listrik PLN, rekening telepon dari Telkom, uang sekolah suatu Universitas, pajak televisi dsb
Akuntansi : SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Akuntansi untuk Penerbitan SBPU dapat dibedakan antara penerbitan, penjualan dan pelunasan SBPU. Rekening SBPU yang diterbitkan merupakan rekning hutang atau dana bank yang selalu bersaldo kredit sepanjang surat berharga masih outstanding.
Akuntansi : SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Akuntansi untuk Penerbitan SBPU dapat dibedakan antara penerbitan, penjualan dan pelunasan SBPU. Rekening SBPU yang diterbitkan merupakan rekning hutang atau dana bank yang selalu bersaldo kredit sepanjang surat berharga masih outstanding.
TABUNGAN
Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki.
* PEMBUKAAN DAN PENYETORAN TABUNGAN
* SETORAN TUNAI
TABUNGAN KARTU SMART
DEFINISI
Tabungan yang mempunyai kartu dimana pada kartu tabungan tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data transaksi nasabah.
MANFAAT
* Alat pembayaran di toko-toko (Point of Sale)
* Alat untuk memperoleh diskon
* Pengganti uang tunai
* PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA ON-LINE
* PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA OFF-LINE
* PEMBUKAAN DAN PENYETORAN TABUNGAN
* SETORAN TUNAI
TABUNGAN KARTU SMART
DEFINISI
Tabungan yang mempunyai kartu dimana pada kartu tabungan tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data transaksi nasabah.
MANFAAT
* Alat pembayaran di toko-toko (Point of Sale)
* Alat untuk memperoleh diskon
* Pengganti uang tunai
* PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA ON-LINE
* PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA OFF-LINE
GIRO
Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan
TRANSAKSI GIRO
Dapat dilakukan dari peristiwa setoran nasabah baik tunai maupun kliring, setoran dari transfer, pemindahbukuan karena kliring atau transfer, penarikan tunai atau kliring penambahan karena jasa giro dan bunga dsb.
* TRANSAKSI PEMBUKAAN REKENING GIRO DAN PENYETORAN
JASA GIRO
* DASAR PERHITUNGAN JASA GIRO
* Saldo Terendah
* Saldo Rata-rata
* Saldo Harian
* Saldo Mengambang
* PENDAPATAN JASA GIRO
TRANSAKSI GIRO
Dapat dilakukan dari peristiwa setoran nasabah baik tunai maupun kliring, setoran dari transfer, pemindahbukuan karena kliring atau transfer, penarikan tunai atau kliring penambahan karena jasa giro dan bunga dsb.
* TRANSAKSI PEMBUKAAN REKENING GIRO DAN PENYETORAN
JASA GIRO
* DASAR PERHITUNGAN JASA GIRO
* Saldo Terendah
* Saldo Rata-rata
* Saldo Harian
* Saldo Mengambang
* PENDAPATAN JASA GIRO
Mmenambah Kapasitas pada Kendala yang Mengikat
Menambah Kapasitas pada Kendala yang Mengikat
Untuk menghilangkan kendala-kendala dan meningkatkan throughput, manajemen harus memikirkan mengenai penambahan kapasitas bagi kendala-kendala yang mengikat. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan manajemen untuk mengangkut suatu kendala dengan menambah kapasitas pada operasi yang menghadapi kendala:
1) Berinvestasi untuk menambah peralatan produksi jika hal tersebut akan meningkatkan throughput dalam tingkat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk investasi.
2) Melaksanakan proses produksi secara pararel, di mana unit produk yang beragam berjalan di bawah operasi produksi yang sama secara bersamaan sehingga tidak ada waktu menganggur (idle time).
3) Menambah jam kerja pada operasi yang berkendala 4) Melatih ulang para pekerja dan memindahkan mereka pada bagian operasi yang berkendala.
5) Menghilangkan semua aktivitas yang tidak bernilai tambah pada operasi yang berkendala.
6) Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan pada operasi yang berkendala.
Mendesain Ulang Proses Produksi Untuk Menghasilkan throughput
yang Lebih Fleksibel dan Cepat.
Strategi yang paling baik untuk merespon kendala-kendala yang terjadi adalah mendesain kembali proses produksi, yang meliputi penggunaan teknologi produksi yang baru, mengeliminasi produk-produk yang sulit untuk diproduksi, dan mendesain ulang beberapa produk agar lebih mudah untuk diproduksi. Setelah selesai melaksanakan kelima langkah tersebut, maka langkah-langkah itu diulangi lagi dari awal sampai akhir.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja secara berkelanjutan dengan mengelola kendala-kendala yang ada. Sejalan dengan TOC, perusahaan harus menghindari penggunaan 100% semua sumber dayanya karena hanya sumber daya yang berkendala saja yang harus dioptimalkan penggunaannya. Jika sumber daya bukan merupakan kendala, maka perusahaan tidak perlu menginginkan tingkat penggunaan yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk menjaga penggunaan sumber daya yang berkendala.
Sebagai contoh, mesin yang bukan merupakan kendala tidak harus memproduksi lebih banyak daripada yang mampu ditangani mesin yang berkendala karena hal ini dapat menyebabkan kelebihan persediaan. Sebaliknya manajer harus menghemat waktu mesin lain yang tidak berkendala secara produktif.
Untuk menghilangkan kendala-kendala dan meningkatkan throughput, manajemen harus memikirkan mengenai penambahan kapasitas bagi kendala-kendala yang mengikat. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan manajemen untuk mengangkut suatu kendala dengan menambah kapasitas pada operasi yang menghadapi kendala:
1) Berinvestasi untuk menambah peralatan produksi jika hal tersebut akan meningkatkan throughput dalam tingkat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk investasi.
2) Melaksanakan proses produksi secara pararel, di mana unit produk yang beragam berjalan di bawah operasi produksi yang sama secara bersamaan sehingga tidak ada waktu menganggur (idle time).
3) Menambah jam kerja pada operasi yang berkendala 4) Melatih ulang para pekerja dan memindahkan mereka pada bagian operasi yang berkendala.
5) Menghilangkan semua aktivitas yang tidak bernilai tambah pada operasi yang berkendala.
6) Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan pada operasi yang berkendala.
Mendesain Ulang Proses Produksi Untuk Menghasilkan throughput
yang Lebih Fleksibel dan Cepat.
Strategi yang paling baik untuk merespon kendala-kendala yang terjadi adalah mendesain kembali proses produksi, yang meliputi penggunaan teknologi produksi yang baru, mengeliminasi produk-produk yang sulit untuk diproduksi, dan mendesain ulang beberapa produk agar lebih mudah untuk diproduksi. Setelah selesai melaksanakan kelima langkah tersebut, maka langkah-langkah itu diulangi lagi dari awal sampai akhir.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja secara berkelanjutan dengan mengelola kendala-kendala yang ada. Sejalan dengan TOC, perusahaan harus menghindari penggunaan 100% semua sumber dayanya karena hanya sumber daya yang berkendala saja yang harus dioptimalkan penggunaannya. Jika sumber daya bukan merupakan kendala, maka perusahaan tidak perlu menginginkan tingkat penggunaan yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk menjaga penggunaan sumber daya yang berkendala.
Sebagai contoh, mesin yang bukan merupakan kendala tidak harus memproduksi lebih banyak daripada yang mampu ditangani mesin yang berkendala karena hal ini dapat menyebabkan kelebihan persediaan. Sebaliknya manajer harus menghemat waktu mesin lain yang tidak berkendala secara produktif.
Mengelola Arus Produksi yang Melalui Kendala yang Mengikat
Mengelola Arus Produksi yang Melalui Kendala yang Mengikat
Tujuan mengelola arus produksi di dalam dan di luar kendala yang mengikat adalah untuk melancarkan arus produksi. Suatu alat penting untuk mengelola arus produksi dalam konteks ini adalah sistem DBR (Drum-Buffer-Rope), yaitu sistem yang menyeimbangkan arus produksi yang melalui suatu kendala mengikat. Drum adalah kendala sumber daya yang mengikat utama.
Buffer adalah jumlah minimum persediaan yang dibutuhkan untuk menjaga agar sumber daya yang mempunyai kendala tetap sibuk dalam interval waktu tertentu. Rope adalah tindakan yang diambil dari awal operasi sampai pada tingkat produksi sumber daya yang memiliki kendala dengan tujuan menyeimbangkan arus produksi.
bahan baku
Produk Akhir
Proses Awal
Proses A
Proses B
Proses Drummer
Pengikat
Penahan waktu
Proses C
Proses Akhir
sumber: Hansen dan Mowen. Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian.
(2000:610)
Gambar 2.3
Bagian Sistem DBR
Sebagai contoh, Health Product International, Inc menggunakan sistem DBR dalam membuat alat bantu pendengaran, yang digambarkan sebagai berikut:
Bahan Baku
Proses 1 :
Membuat earpiece
Proses 2 :
Menguji dan memasang unit
microphone
Proses 3 :
Menguji dan memesan elektronik
lainnya
Sejumlah kecil persediaan produk
dalam proses
Proses 4:
Perakitan dan pengujian akhir
Proses 5:
Pengemasan dan pemasangan label
untuk pengangkutan
Produk Jadi
ROPE
BUFFER
DRUM
sumber: Edward J. Blocher et.al, Cost Management: A Strategic Emphasis,
(2000:179)
Gambar 2.4
Bagan Sistem DBR untuk Health Product International, Inc
Kendala mengikat terdapat pada proses 4 karena membutuhkan keahlian terbatas tingkat tinggi. Dalam sistem DBR, semua aliran produksi diselaraskan ke drummer atau kendala mengikat, yaitu proses 4. Rope merupakan urutan proses menuju dan termasuk dalam kendala mengikat. Tujuannya adalah menyeimbangkan aliran produksi dalam tahap rope dengan merencanakan waktu secara hati-hati dan penjadwalan aktivitas dalam proses 1 sampai 3. Buffer adalah jumlah minimum input produk dalam proses untuk proses 4 yang dipertahankan untuk menyakinkan bahwa proses 4 tetap sibuk.
Tujuan mengelola arus produksi di dalam dan di luar kendala yang mengikat adalah untuk melancarkan arus produksi. Suatu alat penting untuk mengelola arus produksi dalam konteks ini adalah sistem DBR (Drum-Buffer-Rope), yaitu sistem yang menyeimbangkan arus produksi yang melalui suatu kendala mengikat. Drum adalah kendala sumber daya yang mengikat utama.
Buffer adalah jumlah minimum persediaan yang dibutuhkan untuk menjaga agar sumber daya yang mempunyai kendala tetap sibuk dalam interval waktu tertentu. Rope adalah tindakan yang diambil dari awal operasi sampai pada tingkat produksi sumber daya yang memiliki kendala dengan tujuan menyeimbangkan arus produksi.
bahan baku
Produk Akhir
Proses Awal
Proses A
Proses B
Proses Drummer
Pengikat
Penahan waktu
Proses C
Proses Akhir
sumber: Hansen dan Mowen. Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian.
(2000:610)
Gambar 2.3
Bagian Sistem DBR
Sebagai contoh, Health Product International, Inc menggunakan sistem DBR dalam membuat alat bantu pendengaran, yang digambarkan sebagai berikut:
Bahan Baku
Proses 1 :
Membuat earpiece
Proses 2 :
Menguji dan memasang unit
microphone
Proses 3 :
Menguji dan memesan elektronik
lainnya
Sejumlah kecil persediaan produk
dalam proses
Proses 4:
Perakitan dan pengujian akhir
Proses 5:
Pengemasan dan pemasangan label
untuk pengangkutan
Produk Jadi
ROPE
BUFFER
DRUM
sumber: Edward J. Blocher et.al, Cost Management: A Strategic Emphasis,
(2000:179)
Gambar 2.4
Bagan Sistem DBR untuk Health Product International, Inc
Kendala mengikat terdapat pada proses 4 karena membutuhkan keahlian terbatas tingkat tinggi. Dalam sistem DBR, semua aliran produksi diselaraskan ke drummer atau kendala mengikat, yaitu proses 4. Rope merupakan urutan proses menuju dan termasuk dalam kendala mengikat. Tujuannya adalah menyeimbangkan aliran produksi dalam tahap rope dengan merencanakan waktu secara hati-hati dan penjadwalan aktivitas dalam proses 1 sampai 3. Buffer adalah jumlah minimum input produk dalam proses untuk proses 4 yang dipertahankan untuk menyakinkan bahwa proses 4 tetap sibuk.
Mengidentifikasikan Kendala Yang Mengikat
Mengidentifikasikan Kendala Yang Mengikat
Untuk mengidentifikasikan kendala yang mengikat, digunakan network diagram, yaitu suatu flowchart dari pekerjaan yang diselesaikan, yang menunjukkan urutan proses dan jumlah waktu yang diperlukan untuk masing-masing proses. Tujuan digunakannya suatu network diagram adalah untuk menolong akuntan manajemen untuk melihat adanya tanda-tanda hambatan. Suatu kendala sering kali diindikasikan oleh proses yang menggunakan persediaan dalam jumlah yang relatif besar atau terdapat waktu tenggang (lead time) yang lama. Task analysis, yang menggambarkan aktivitas dari setiap proses secara rinci, juga dapat digunakan dalam mengidentifikasikan kendala yang mengikat. Sebagai contoh, aliran produksi dalam Skincare Product, Inc adalah sebagai berikut:
Proses 1 : Menerima dan menginspeksi bahan baku
Proses 2 : Mencampur bahan baku
Proses 3 : Inspeksi kedua
Proses 4 : Pengisian dan pengemasan
Proses 5 : Inspeksi ketiga
Proses 6 : Pemberian label
4. Pengemasan, 2 jam 6. Pemberian label, 1 jam
2. Mencampur bahan
baku dalam vat, 12 jam
Mulai
Selesai
5. Inspeksi ketiga, 6 jam
1. Menerima dan menginspksi
bahan baku, 3 jam
3. Inspeksi kedua, 6 jam
sumber: Edward J. Blocher et.al, Cost Management: A Strategic Emphasis,
(2000:177)
Gambar 2.2
Network Diagram untuk Skincare Product, Inc
Karena ada persyaratan dari Food and Drug Administration (FDA), SPI menginspeksi produk dalam tiga hal, yaitu:
1) Bahan baku yang diterima oleh SPI
2) Campuran bahan selama proses pencampuran
3) Produk akhir setelah pengemasan
Pada inspeksi pertama dan kedua memeriksa kebenaran kandungan kimia, sementara inspeksi ketiga memfokuskan pada kebenaran bobot kandungan. Melalui analisis visual, dapat dilihat kendala yang mengikat adalah:
• Proses 1 : Menerima dan menginspeksi bahan baku, 3 jam.
• Proses 2 : Mencampur bahan baku dalam vat, 12 jam
• Proses 5 : Inspeksi ketiga pada produk yang sudah dikemas, 6 jam
Total waktu untuk seluruh proses pengolahan tidak bisa kurang dari total waktu untuk ketiga proses ini (3 + 12 + 6 = 21 jam), karena proses ini tidak bisa digabungkan. Proses lainnya merupakan kendala yang tidak mengikat. Proses tersebut dapat ditunda satu jam atau lebih tanpa menunda proses produksi secara keseluruhan. Proses 3 membutuhkan 6 jam dan harus diselesaikan, sementara itu proses 2 dan 5 juga dapat dilakukan, tapi karena proses 2 dan 5 membutuhkan 12 + 6 = 18 jam, maka ada kelambatan untuk menyelesaikan proses 3 selama 12 jam (18-6).
Untuk mengidentifikasikan kendala yang mengikat, digunakan network diagram, yaitu suatu flowchart dari pekerjaan yang diselesaikan, yang menunjukkan urutan proses dan jumlah waktu yang diperlukan untuk masing-masing proses. Tujuan digunakannya suatu network diagram adalah untuk menolong akuntan manajemen untuk melihat adanya tanda-tanda hambatan. Suatu kendala sering kali diindikasikan oleh proses yang menggunakan persediaan dalam jumlah yang relatif besar atau terdapat waktu tenggang (lead time) yang lama. Task analysis, yang menggambarkan aktivitas dari setiap proses secara rinci, juga dapat digunakan dalam mengidentifikasikan kendala yang mengikat. Sebagai contoh, aliran produksi dalam Skincare Product, Inc adalah sebagai berikut:
Proses 1 : Menerima dan menginspeksi bahan baku
Proses 2 : Mencampur bahan baku
Proses 3 : Inspeksi kedua
Proses 4 : Pengisian dan pengemasan
Proses 5 : Inspeksi ketiga
Proses 6 : Pemberian label
4. Pengemasan, 2 jam 6. Pemberian label, 1 jam
2. Mencampur bahan
baku dalam vat, 12 jam
Mulai
Selesai
5. Inspeksi ketiga, 6 jam
1. Menerima dan menginspksi
bahan baku, 3 jam
3. Inspeksi kedua, 6 jam
sumber: Edward J. Blocher et.al, Cost Management: A Strategic Emphasis,
(2000:177)
Gambar 2.2
Network Diagram untuk Skincare Product, Inc
Karena ada persyaratan dari Food and Drug Administration (FDA), SPI menginspeksi produk dalam tiga hal, yaitu:
1) Bahan baku yang diterima oleh SPI
2) Campuran bahan selama proses pencampuran
3) Produk akhir setelah pengemasan
Pada inspeksi pertama dan kedua memeriksa kebenaran kandungan kimia, sementara inspeksi ketiga memfokuskan pada kebenaran bobot kandungan. Melalui analisis visual, dapat dilihat kendala yang mengikat adalah:
• Proses 1 : Menerima dan menginspeksi bahan baku, 3 jam.
• Proses 2 : Mencampur bahan baku dalam vat, 12 jam
• Proses 5 : Inspeksi ketiga pada produk yang sudah dikemas, 6 jam
Total waktu untuk seluruh proses pengolahan tidak bisa kurang dari total waktu untuk ketiga proses ini (3 + 12 + 6 = 21 jam), karena proses ini tidak bisa digabungkan. Proses lainnya merupakan kendala yang tidak mengikat. Proses tersebut dapat ditunda satu jam atau lebih tanpa menunda proses produksi secara keseluruhan. Proses 3 membutuhkan 6 jam dan harus diselesaikan, sementara itu proses 2 dan 5 juga dapat dilakukan, tapi karena proses 2 dan 5 membutuhkan 12 + 6 = 18 jam, maka ada kelambatan untuk menyelesaikan proses 3 selama 12 jam (18-6).
PENDEKATAN 5 LANGKAH TEORI KENDALA
Pendekatan Lima Langkah dalam Teori Kendala
Tujuan dari analisis melalui pendekatan ini mengidentifikasikan dan mengubah kendala mengikat untuk membantu kecepatan dan efisiensi dalam throughput. Dalam Hansen Mowen (2000:608) dan Harnanto dan Zulkifli (2003:71), teori kendala memiliki lima langkah, untuk mencapai tujuannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan:
1. Mengidentifikasikan kendala yang mengikat.
2. Menentukan penggunan yang paling efisien bagi tiap kendala yang mengikat.
3. Mengelola arus produksi yang melalui kendala yang mengikat
4. Menambah kapasitas bagi kendala yang mengikat
5. Mendesain ulang proses produksi untuk mendapatkan throughput yang lebih
fleksibel dan cepat.
Tujuan dari analisis melalui pendekatan ini mengidentifikasikan dan mengubah kendala mengikat untuk membantu kecepatan dan efisiensi dalam throughput. Dalam Hansen Mowen (2000:608) dan Harnanto dan Zulkifli (2003:71), teori kendala memiliki lima langkah, untuk mencapai tujuannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan:
1. Mengidentifikasikan kendala yang mengikat.
2. Menentukan penggunan yang paling efisien bagi tiap kendala yang mengikat.
3. Mengelola arus produksi yang melalui kendala yang mengikat
4. Menambah kapasitas bagi kendala yang mengikat
5. Mendesain ulang proses produksi untuk mendapatkan throughput yang lebih
fleksibel dan cepat.
Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)
Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan. Pendekatan TOC beranggapan bahwa biaya operasional sulit untuk diubah dalam jangka pendek, sehingga TOC tidak mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas individual dan penggerak biaya. Oleh karena itu, TOC kurang berguna untuk mengelola biaya dalam jangka panjang. Di lain pihak, activity-based costing (ABC) mempunyai perspektif jangka panjang yang memfokuskan pada peningkatan proses dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas yang bernilai tambah. Oleh karena itu, ABC lebih berguna untuk perencanaan profit, pengendalian biaya dan penetapan harga jangka panjang (Massood, 2000).
Keunggulan ABC adalah adalah memusatkan perhatian pada kegiatan (aktivitas), yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Cokins et al, 1996:12). ABC umumnya digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan metode manajemen biaya seperti biaya target (target costing) dan TOC. ABC digunakan untuk menetapkan profitabilitas produk, sama seperti TOC. Perbedaannya adalah TOC mengambil pendekatan jangka pendek untuk analisis profitabilitas, sementara ABC mengembangkan suatu analisis jangka panjang. Analisis TOC memiliki fokus jangka pendek karena teori ini hanya berdasarkan pada biaya-biaya yang berkaitan dengan bahan, sedangkan ABC meliputi semua biaya produk. ABC dan TOC adalah metode-metode komplementer; ABC menyediakan suatu analisis komprehensif dari penggerak biaya (cost drivers) dan biaya unit yang akurat, sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan strategis mengenai harga dan bauran produk dalam jangka panjang. Sebaliknya TOC menyediakan suatu metode yang berguna untuk meningkatkan profitabilitas jangka pendek
melalui penyesuaian bauran produk untuk jangka pendek dan melalui perhatian pada hambatan-hambatan produksi. Perbandingan antara TOC dan ABC dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
TOC ABC
Sasaran Utama Fokus jangka pendek:
analisis throughput berdasarkan bahan baku dan biaya yang berkaitan dengan bahan baku.
Fokus jangka panjang:
analisis semua biaya produk, termasuk bahan baku, tenaga kerja dan overhead.
Kapasitas dan Kendala sumber daya
Tercakup secara eksplisit,
suatu fokus utama dari TOC
Tidak tercakup secara eksplisit.
Penggerak biaya Tidak ada penggunaan langsung penggerak biaya.
Mengembangkan suatu pemahaman mengenai penggerak biaya pada tingkat unit, batch, produk dan fasilitas.
Kegunaan utama Mengoptimalkan arus produksi dan bauran produk dalam jangka pendek.
Perencanaan laba dan penetapan harga strategik.
sumber: Edward J. Bloucher et al, Cost Management: A Strategic Emphasis,
(2000:146)
Tabel 2.1
Perbandingan TOC dan ABC
Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan. Pendekatan TOC beranggapan bahwa biaya operasional sulit untuk diubah dalam jangka pendek, sehingga TOC tidak mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas individual dan penggerak biaya. Oleh karena itu, TOC kurang berguna untuk mengelola biaya dalam jangka panjang. Di lain pihak, activity-based costing (ABC) mempunyai perspektif jangka panjang yang memfokuskan pada peningkatan proses dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas yang bernilai tambah. Oleh karena itu, ABC lebih berguna untuk perencanaan profit, pengendalian biaya dan penetapan harga jangka panjang (Massood, 2000).
Keunggulan ABC adalah adalah memusatkan perhatian pada kegiatan (aktivitas), yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Cokins et al, 1996:12). ABC umumnya digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan metode manajemen biaya seperti biaya target (target costing) dan TOC. ABC digunakan untuk menetapkan profitabilitas produk, sama seperti TOC. Perbedaannya adalah TOC mengambil pendekatan jangka pendek untuk analisis profitabilitas, sementara ABC mengembangkan suatu analisis jangka panjang. Analisis TOC memiliki fokus jangka pendek karena teori ini hanya berdasarkan pada biaya-biaya yang berkaitan dengan bahan, sedangkan ABC meliputi semua biaya produk. ABC dan TOC adalah metode-metode komplementer; ABC menyediakan suatu analisis komprehensif dari penggerak biaya (cost drivers) dan biaya unit yang akurat, sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan strategis mengenai harga dan bauran produk dalam jangka panjang. Sebaliknya TOC menyediakan suatu metode yang berguna untuk meningkatkan profitabilitas jangka pendek
melalui penyesuaian bauran produk untuk jangka pendek dan melalui perhatian pada hambatan-hambatan produksi. Perbandingan antara TOC dan ABC dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
TOC ABC
Sasaran Utama Fokus jangka pendek:
analisis throughput berdasarkan bahan baku dan biaya yang berkaitan dengan bahan baku.
Fokus jangka panjang:
analisis semua biaya produk, termasuk bahan baku, tenaga kerja dan overhead.
Kapasitas dan Kendala sumber daya
Tercakup secara eksplisit,
suatu fokus utama dari TOC
Tidak tercakup secara eksplisit.
Penggerak biaya Tidak ada penggunaan langsung penggerak biaya.
Mengembangkan suatu pemahaman mengenai penggerak biaya pada tingkat unit, batch, produk dan fasilitas.
Kegunaan utama Mengoptimalkan arus produksi dan bauran produk dalam jangka pendek.
Perencanaan laba dan penetapan harga strategik.
sumber: Edward J. Bloucher et al, Cost Management: A Strategic Emphasis,
(2000:146)
Tabel 2.1
Perbandingan TOC dan ABC
TOC DAN VARIABLE COSTING
TOC dan Variable Costing
Dalam penerapannya, TOC menggunakan format variable costing, dengan sedikit penyesuaian, yaitu hanya biaya bahan baku yang dianggap sebagai biaya variabel, sedangkan biaya tenaga kerja langsung tidak dimasukkan dalam biaya produk karena dinyatakan sebagai biaya tetap. Menurut Garrison dan Noreen (2000:320), yang menjadikan alasan mengapa biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap adalah sebagai berikut :
1) Meskipun tenaga kerja langsung dibayar berdasarkan jam kerja, beberapa perusahaan memiliki komitmen untuk menjamin pembayaran jumlah minimum jam kerja, baik karena tuntutan hukum maupun kontrak kerja.
2) Tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Jika tenaga kerja langsung bukan merupakan kendala, maka tidak ada alasan untuk menaikkannya karena merekrut lebih banyak tenaga kerja akan meningkatkan biaya tanpa adanya peningkatan output yang dapat dijual baik dalam bentuk barang maupun jasa.
3) TOC menekankan pada perbaikan terus menerus untuk mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dan karyawan, perbaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat merusak moral karyawan sehingga para manajer yang menggunakan pendekatan TOC enggan untuk memberhentikan karyawan.
Dalam penerapannya, TOC menggunakan format variable costing, dengan sedikit penyesuaian, yaitu hanya biaya bahan baku yang dianggap sebagai biaya variabel, sedangkan biaya tenaga kerja langsung tidak dimasukkan dalam biaya produk karena dinyatakan sebagai biaya tetap. Menurut Garrison dan Noreen (2000:320), yang menjadikan alasan mengapa biaya tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap adalah sebagai berikut :
1) Meskipun tenaga kerja langsung dibayar berdasarkan jam kerja, beberapa perusahaan memiliki komitmen untuk menjamin pembayaran jumlah minimum jam kerja, baik karena tuntutan hukum maupun kontrak kerja.
2) Tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Jika tenaga kerja langsung bukan merupakan kendala, maka tidak ada alasan untuk menaikkannya karena merekrut lebih banyak tenaga kerja akan meningkatkan biaya tanpa adanya peningkatan output yang dapat dijual baik dalam bentuk barang maupun jasa.
3) TOC menekankan pada perbaikan terus menerus untuk mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dan karyawan, perbaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat merusak moral karyawan sehingga para manajer yang menggunakan pendekatan TOC enggan untuk memberhentikan karyawan.
TOC DAN PROSES PRODUKSI
TOC dan Proses Produksi
Proses produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna. Proses produksi akan berakhir ketika produk yang dihasilkan dan dilakukan pengepakan untuk dapat siap dikirimkan ke konsumen. Penerapan TOC dapat membantu manajer dalam meningkatkan laba dan juga penjualan produk atau jasa yang berkualitas serta pemenuhan permintaan yang tepat waktu sehingga perusahaan mampu beroperasi secara efisien dan efektif. Untuk mengetahui kendala yang ada, maka dapat diambil tindakan untuk mengoptimalkan kendala-kendala tersebut. Adanya optimasi produk pabrik harus merencanakan kapasitasnya, terutama yang berhubungan dengan kendala. TOC berkaitan erat dengan optimasi produksi karena TOC merupakan filosofi manajemen yang berusaha mengidentifikasi kendala yang terdapat dalam perusahaan.
TOC dan Just In Time (JIT)
Hubungan TOC dan JIT
Adapun yang mejadi tujuan seorang manajer mengaplikasikan JIT dalam perusahaannya adalah mengurangi waktu yang digunakan produk dalam pabrik. Jika saja total waktu produksi menurun, maka akan disertai penurunan pada biaya, hal ini dikarenakan lebih sedikitnya persediaan yang harus dibiayai, disimpan, dikelola, dan diamankan. Demikian juga dalam Foster et al (2000), JIT dapat memberikan peningkatan pada profitabilitas, return of assets dan biaya modal.
Dengan JIT waktu dapat diminimalisasi terhadap throughput produk, yaitu total waktu dari produksi sampai pada saat barang dikirim (McWatters et al, 2001:434). Oleh karena itu, waktu throughput (throughput time) merupakan jumlah dari:
• Waktu proses
• Waktu tunggu
• Waktu pemindahan
• Waktu inspeksi
Lebih terfokus pada lingkungan manufaktur, JIT bertujuan meminimalkan waktu tunggu, waktu pemindahan dan waktu inspeksi sampai menjadi nol, ini dikarenakan waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang tidak bernilai tambah. Yang merupakan waktu throughput yang mencakup penurunan persediaan dalam proses, akan mengarahkan pada hal-hal berikut ini (McWatters et al, 2001:435):
• Menurunkan biaya modal dalam persediaan
• Mengurangi biaya overhead untuk pemindahan bahan dan ekspeditur
• Mengurangi resiko keusangan
• Meningkatkan daya tanggap bagi pelanggan dan mengurangi waktu
pengiriman
Agar waktu throughput dapat dikurangi dan keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari pengurangan waktu throughput tercapai, berikut ini adalah perubahan-perubahan yang harus dilakukan (Widjaya, 2004):
1. Meningkatkan mutu
Untuk mencegah downtime produksi, mutu bahan baku dan proses manufaktur harus dijaga agar tetap beroperasi pada tingkat tinggi. Peningkatan mutu tersebut akan menurunkan kebutuhan untuk menghentikan produksi yang disebabkan kerusakan atau cacat produk. Kesuksesan JIT tergantung pada manajemen mutu yang bagus dan perawatan produksi.
2. Merubah lay-out pabrik
Pabrik harus didesain ulang, mesin-mesin yang mempunyai fungsi yang sama tidak diletakkan dalam satu kelompok dalam satu departemen, melainkan dikelola dalam bentuk sel manufaktur.
3. Mengurangi waktu set-up
Jika mesin dapat diset-up untuk proses produksi yang baru secara cepat, maka tidak ada waktu tunggu menuju proses selanjutnya, sehingga persediaan tidak akan bertumpuk di depan mesin sementara mesin tersebut diset-up.
4. Menyeimbangkan aliran produksi
Tingkat produksi dalam berbagai sel manufaktur harus sama. Jika tidak, persediaan dalam proses dalam sel manufaktur yang aliran produksinya cepat akan berlebihan
5. Mengubah ukuran kinerja dan sistem penghargaan
Pekerja tidak diukur dan diberi penghargaan semata-mata berdasarkan ukuran efisiensi seperti jumlah unit yang diproduksi atau selama mesin berjalan. Ukuran utama kinerja dalam sistem JIT adalah rasio waktu throughput (throughput time ratio) atau manufacturing cycle efficiency (MCE). Jika rasio ini semakin mendekati satu, maka semakin sedikit waktu yang tidak bernilai tambah yang tercakup dalam proses. Pekerja hanya perlu dilatih untuk bekerja sebagai kelompok yang multifungsi untuk mencapai tujuannya dan dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Proses produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna. Proses produksi akan berakhir ketika produk yang dihasilkan dan dilakukan pengepakan untuk dapat siap dikirimkan ke konsumen. Penerapan TOC dapat membantu manajer dalam meningkatkan laba dan juga penjualan produk atau jasa yang berkualitas serta pemenuhan permintaan yang tepat waktu sehingga perusahaan mampu beroperasi secara efisien dan efektif. Untuk mengetahui kendala yang ada, maka dapat diambil tindakan untuk mengoptimalkan kendala-kendala tersebut. Adanya optimasi produk pabrik harus merencanakan kapasitasnya, terutama yang berhubungan dengan kendala. TOC berkaitan erat dengan optimasi produksi karena TOC merupakan filosofi manajemen yang berusaha mengidentifikasi kendala yang terdapat dalam perusahaan.
TOC dan Just In Time (JIT)
Hubungan TOC dan JIT
Adapun yang mejadi tujuan seorang manajer mengaplikasikan JIT dalam perusahaannya adalah mengurangi waktu yang digunakan produk dalam pabrik. Jika saja total waktu produksi menurun, maka akan disertai penurunan pada biaya, hal ini dikarenakan lebih sedikitnya persediaan yang harus dibiayai, disimpan, dikelola, dan diamankan. Demikian juga dalam Foster et al (2000), JIT dapat memberikan peningkatan pada profitabilitas, return of assets dan biaya modal.
Dengan JIT waktu dapat diminimalisasi terhadap throughput produk, yaitu total waktu dari produksi sampai pada saat barang dikirim (McWatters et al, 2001:434). Oleh karena itu, waktu throughput (throughput time) merupakan jumlah dari:
• Waktu proses
• Waktu tunggu
• Waktu pemindahan
• Waktu inspeksi
Lebih terfokus pada lingkungan manufaktur, JIT bertujuan meminimalkan waktu tunggu, waktu pemindahan dan waktu inspeksi sampai menjadi nol, ini dikarenakan waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang tidak bernilai tambah. Yang merupakan waktu throughput yang mencakup penurunan persediaan dalam proses, akan mengarahkan pada hal-hal berikut ini (McWatters et al, 2001:435):
• Menurunkan biaya modal dalam persediaan
• Mengurangi biaya overhead untuk pemindahan bahan dan ekspeditur
• Mengurangi resiko keusangan
• Meningkatkan daya tanggap bagi pelanggan dan mengurangi waktu
pengiriman
Agar waktu throughput dapat dikurangi dan keuntungan-keuntungan yang dihasilkan dari pengurangan waktu throughput tercapai, berikut ini adalah perubahan-perubahan yang harus dilakukan (Widjaya, 2004):
1. Meningkatkan mutu
Untuk mencegah downtime produksi, mutu bahan baku dan proses manufaktur harus dijaga agar tetap beroperasi pada tingkat tinggi. Peningkatan mutu tersebut akan menurunkan kebutuhan untuk menghentikan produksi yang disebabkan kerusakan atau cacat produk. Kesuksesan JIT tergantung pada manajemen mutu yang bagus dan perawatan produksi.
2. Merubah lay-out pabrik
Pabrik harus didesain ulang, mesin-mesin yang mempunyai fungsi yang sama tidak diletakkan dalam satu kelompok dalam satu departemen, melainkan dikelola dalam bentuk sel manufaktur.
3. Mengurangi waktu set-up
Jika mesin dapat diset-up untuk proses produksi yang baru secara cepat, maka tidak ada waktu tunggu menuju proses selanjutnya, sehingga persediaan tidak akan bertumpuk di depan mesin sementara mesin tersebut diset-up.
4. Menyeimbangkan aliran produksi
Tingkat produksi dalam berbagai sel manufaktur harus sama. Jika tidak, persediaan dalam proses dalam sel manufaktur yang aliran produksinya cepat akan berlebihan
5. Mengubah ukuran kinerja dan sistem penghargaan
Pekerja tidak diukur dan diberi penghargaan semata-mata berdasarkan ukuran efisiensi seperti jumlah unit yang diproduksi atau selama mesin berjalan. Ukuran utama kinerja dalam sistem JIT adalah rasio waktu throughput (throughput time ratio) atau manufacturing cycle efficiency (MCE). Jika rasio ini semakin mendekati satu, maka semakin sedikit waktu yang tidak bernilai tambah yang tercakup dalam proses. Pekerja hanya perlu dilatih untuk bekerja sebagai kelompok yang multifungsi untuk mencapai tujuannya dan dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
TOC DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
TOC dan Keunggulan Kompetitif
Teori kendala ini memiliki argumen bahwa penurunan persediaan akan meningkatkan daya saing perusahaan, karena dengan menurunkan persediaan, akan diperoleh produk yang lebih baik, harga yang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat terhadap kebutuhan pelanggan (Hansen dan Mowen, 2000:606-607).
a. Produk-produk yang Lebih Baik.
Produk-produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Ini juga berarti bahwa perusahaan mampu meningkatkan produk dan secara cepat puladapat melempar produk-produk yang lebih baik ini pasaran. Meningkatkan produk menjadi lebih baik juga merupakan suatu elemen kunci dalampersaingan. Produk yang baru atau yang ditingkatkan kualitasnya harus mencapai pasar secara cepat-sebelum para pesaing lain menyediakan produk yang serupa.
b. Harga Lebih Rendah.
Tingkat persediaan yang tinggi berarti diperlukannya kapasitas produksi yang lebih tinggi dan ini berarti investasi yang lebih tinggi dalam peralatan dan ruang. Karena waktu tunggu dan tingkat kerja yang tinggi seringkali menyebabkan jam kerja lembur. Adanya jam kerja lembur dengan sendirinya akan meningkatkan biaya-biaya operasional dan merendahkan profitabilitas. Dengan merendahkan tingkat persediaan dan biaya-biaya operasional, margin tiap unit untuk setiap unit akan meningkat, dan memberikan fleksibilitas pada penentuan harga.
c. Daya Tanggap
Mengirimkan barang-barang tepat waktu dan memproduksi produk-produk dengan waktu tunggu yang lebih singkat daripada yang ditentukan pasar merupakan alat persaingan yang penting. Mengirimkan barang-barang tepat waktu berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memperkirakan lamanya waktu yang diperlukan memproduksi dan mengirimkan barang-barang.
Teori kendala ini memiliki argumen bahwa penurunan persediaan akan meningkatkan daya saing perusahaan, karena dengan menurunkan persediaan, akan diperoleh produk yang lebih baik, harga yang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat terhadap kebutuhan pelanggan (Hansen dan Mowen, 2000:606-607).
a. Produk-produk yang Lebih Baik.
Produk-produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Ini juga berarti bahwa perusahaan mampu meningkatkan produk dan secara cepat puladapat melempar produk-produk yang lebih baik ini pasaran. Meningkatkan produk menjadi lebih baik juga merupakan suatu elemen kunci dalampersaingan. Produk yang baru atau yang ditingkatkan kualitasnya harus mencapai pasar secara cepat-sebelum para pesaing lain menyediakan produk yang serupa.
b. Harga Lebih Rendah.
Tingkat persediaan yang tinggi berarti diperlukannya kapasitas produksi yang lebih tinggi dan ini berarti investasi yang lebih tinggi dalam peralatan dan ruang. Karena waktu tunggu dan tingkat kerja yang tinggi seringkali menyebabkan jam kerja lembur. Adanya jam kerja lembur dengan sendirinya akan meningkatkan biaya-biaya operasional dan merendahkan profitabilitas. Dengan merendahkan tingkat persediaan dan biaya-biaya operasional, margin tiap unit untuk setiap unit akan meningkat, dan memberikan fleksibilitas pada penentuan harga.
c. Daya Tanggap
Mengirimkan barang-barang tepat waktu dan memproduksi produk-produk dengan waktu tunggu yang lebih singkat daripada yang ditentukan pasar merupakan alat persaingan yang penting. Mengirimkan barang-barang tepat waktu berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memperkirakan lamanya waktu yang diperlukan memproduksi dan mengirimkan barang-barang.
PENGUKURAN OPERASIONAL DALAM TOC
Pengukuran Operasional dalam TOC
Teori ini menfokuskan diri pada tiga ukuran perusahaan, yaitu throughput, persediaan dan biaya-biaya operasional.
a. Throughput
Menurut Hansen dan Mowen (2000:606) throughput adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan uang melalui penjualan. Dalam peristilahan operasional, throughput adalah perbedaan antara pendapatan penjualan dan biaya variabel ditingkat unit, seperti bahan baku dan tenaga listrik. Dengan pemahaman ini, throughput berkaitan erat dengan margin kontribusi. Hal ini didukung dalam pernyataan Hongren et al (2000:692), throughput yang berkaitan dengan margin kontribusi disebut throughput ontribution, dimana yaitu penjualan dikurangi dengan biaya bahan langsung.
Proses produksi dan distribusi yang tidak mempengaruhi throughput bukan mrupakan kendala yang mengikat, sehingga perhatian pada hal-hal tersebut menjadi lebih rendah dibandingkan dengan perhatian terhadap pemborosan kendala mengikat). Dalam lingkungan manufaktur yang baru, throughput diukur melalui pengurangan sales dengan biaya-biaya langsung dari ales tersebut.
b. Persediaan
Menurut Hansen dan Mowen (2000:606), persediaan adalah semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah bahan baku mentah melalui hroughput. Bahan persediaan dalam TOC merupakan semua aktiva yang mimiliki dan tersedia secara potensial untuk penjualan. Persediaan produk jadi hanya difokuskan pada tingkat yang diperlukan untuk menghadapi perubahan permintaan pelanggan guna memberikan pelayanan yang baik. Pengadaan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi di atas tingkat minimum tidak akan menambah throughput dan merupakan biaya yang tidak ternilai tambah.
c. Biaya-biaya operasional
Hansen dan Mowen (2000:606) mendefinisikan biaya-biaya operasional sebagai semua uang yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah persediaan menjadi throughput. Biaya operasi ini terjadi untuk mendukung dan mengoptimalkan throughput pada kendala. Berdasarkan tiga ukuran ini, tujuan pihak manajemen dapat dikatakan sebagai berikut: menaikkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan biaya-biaya operasional.
Teori ini menfokuskan diri pada tiga ukuran perusahaan, yaitu throughput, persediaan dan biaya-biaya operasional.
a. Throughput
Menurut Hansen dan Mowen (2000:606) throughput adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan uang melalui penjualan. Dalam peristilahan operasional, throughput adalah perbedaan antara pendapatan penjualan dan biaya variabel ditingkat unit, seperti bahan baku dan tenaga listrik. Dengan pemahaman ini, throughput berkaitan erat dengan margin kontribusi. Hal ini didukung dalam pernyataan Hongren et al (2000:692), throughput yang berkaitan dengan margin kontribusi disebut throughput ontribution, dimana yaitu penjualan dikurangi dengan biaya bahan langsung.
Proses produksi dan distribusi yang tidak mempengaruhi throughput bukan mrupakan kendala yang mengikat, sehingga perhatian pada hal-hal tersebut menjadi lebih rendah dibandingkan dengan perhatian terhadap pemborosan kendala mengikat). Dalam lingkungan manufaktur yang baru, throughput diukur melalui pengurangan sales dengan biaya-biaya langsung dari ales tersebut.
b. Persediaan
Menurut Hansen dan Mowen (2000:606), persediaan adalah semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah bahan baku mentah melalui hroughput. Bahan persediaan dalam TOC merupakan semua aktiva yang mimiliki dan tersedia secara potensial untuk penjualan. Persediaan produk jadi hanya difokuskan pada tingkat yang diperlukan untuk menghadapi perubahan permintaan pelanggan guna memberikan pelayanan yang baik. Pengadaan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi di atas tingkat minimum tidak akan menambah throughput dan merupakan biaya yang tidak ternilai tambah.
c. Biaya-biaya operasional
Hansen dan Mowen (2000:606) mendefinisikan biaya-biaya operasional sebagai semua uang yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah persediaan menjadi throughput. Biaya operasi ini terjadi untuk mendukung dan mengoptimalkan throughput pada kendala. Berdasarkan tiga ukuran ini, tujuan pihak manajemen dapat dikatakan sebagai berikut: menaikkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan biaya-biaya operasional.
TEORI KENDALA
Teori Kendala ( The Theory of Constraints) atau TOC
Pengertian dan Jenis Constraints
Pada setiap perusahaan secara langsung mengalami adanya keterbatasan dalam kegiatan operasionalnya sebagai suatu sumber daya yang terbatas atau dapat disebut dengan kendala. Sedangkan menurut Gunadi (2004) constraint adalah segala hal dalam perusahaan yang membatasinya untuk mencapai tujuannya. Adapun kendala yang timbul dapat terletak pada kapasitas mesin dan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Ketepatan waktu dan kualitas bahan baku yang dikirim supplier dapat juga menjadi kendala, sehingga seringkali target produksi kurang dapat tercapai.
Menurut Hansen dan Mowen (2000:601-602), jenis kendala dapat dikelompokan sebagai berikut :
• Berdasarkan asalnya :
a. Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin
b. Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok.
• Berdasarkan sifatnya :
a. Kendala mengikat (binding constraint), adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya
b. Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) , adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Kaplan dan Atkinson (1998) dalam Sulistiowati (2004) menambahkan pengelompokan kendala dalam tiga bagian, yaitu :
1. Kendala sumberdaya (resource constraints), kendala ini dapat berupa kemampuan faktor input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam mesin
2. Kendala pasar (market resource), kendala yang merupakan tingkat minimal dan maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode perencanaan
3. Kendala keseimbangan (balanced constraints) yang diidentifikasikan sebagai produksi dalam siklus produksi
2.3.2 Konsep Dasar dalam Teori Kendala
Teori kendala atau theory of constraints (TOC) merupakan filosofi manajemen sistem yang dikembangkan oleh Eliyahu M Goldratt sejak awal 1980-an. TOC menyatakan bahwa kinerja perusahaan (sistem) dibatasi constraints. Teori ini mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus-menerus suatu perusahaan (continious improvement). Menurut Blocler, Edward J et.al. (2000:17) teori ini merupakan teknik stratejik untuk membantu perusahaan secara efektif meningkatkan faktor keberhasilan kritis yang penting, yaitu waktu tunggu yang mengindikasikan lamanya bahan diubah menjadi produk jadi.
Teori kendala mengarahkan perhatian manajer pada kecepatan bahan baku dan komponen yang dibeli, diproses menjadi produk akhir dan diserahkan pada pelanggan. TOC menekankan perbaikan throughput dengan cara mengubah atau menurunkan pemborosan dalam proses produksi yang mengurangi tingkat output yang dihasilkan. Menurut Fogarty (1991) dalam Sulistiowati (2004), pendekatan TOC adalah menerima keberadaan dari ketidakseimbangan pabrik, salah satunya dalam beberapa sumber daya memiliki kemampuan output yang kurang dari sumber daya yang lain. Sedangkan Tersine (1994) dalam Sulistiowati (2004) mendefinisikan TOC sebagai suatu filosofi perbaikan terus-menerus yang fokusnya pada identifikasi atas kendala untuk pencapaian tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan uang saat ini dan dimasa yang akan datang serta untuk menetapkan suatu proses perbaikan terus-menerus. Dengan kata lain, TOC memusatkan perhatian pada kendala-kendala atau hambatan yang dapat memperlambat proses produksi. Menurut TOC jika hendak meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, maka manajer perlu mengidentifikasi kendala-kendala yang ada, mengeksploitasinya dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang menemukan cara bagaimana mengatasi kendala tersebut
Pengertian dan Jenis Constraints
Pada setiap perusahaan secara langsung mengalami adanya keterbatasan dalam kegiatan operasionalnya sebagai suatu sumber daya yang terbatas atau dapat disebut dengan kendala. Sedangkan menurut Gunadi (2004) constraint adalah segala hal dalam perusahaan yang membatasinya untuk mencapai tujuannya. Adapun kendala yang timbul dapat terletak pada kapasitas mesin dan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Ketepatan waktu dan kualitas bahan baku yang dikirim supplier dapat juga menjadi kendala, sehingga seringkali target produksi kurang dapat tercapai.
Menurut Hansen dan Mowen (2000:601-602), jenis kendala dapat dikelompokan sebagai berikut :
• Berdasarkan asalnya :
a. Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin
b. Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok.
• Berdasarkan sifatnya :
a. Kendala mengikat (binding constraint), adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya
b. Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) , adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Kaplan dan Atkinson (1998) dalam Sulistiowati (2004) menambahkan pengelompokan kendala dalam tiga bagian, yaitu :
1. Kendala sumberdaya (resource constraints), kendala ini dapat berupa kemampuan faktor input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam mesin
2. Kendala pasar (market resource), kendala yang merupakan tingkat minimal dan maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode perencanaan
3. Kendala keseimbangan (balanced constraints) yang diidentifikasikan sebagai produksi dalam siklus produksi
2.3.2 Konsep Dasar dalam Teori Kendala
Teori kendala atau theory of constraints (TOC) merupakan filosofi manajemen sistem yang dikembangkan oleh Eliyahu M Goldratt sejak awal 1980-an. TOC menyatakan bahwa kinerja perusahaan (sistem) dibatasi constraints. Teori ini mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan yang terus-menerus suatu perusahaan (continious improvement). Menurut Blocler, Edward J et.al. (2000:17) teori ini merupakan teknik stratejik untuk membantu perusahaan secara efektif meningkatkan faktor keberhasilan kritis yang penting, yaitu waktu tunggu yang mengindikasikan lamanya bahan diubah menjadi produk jadi.
Teori kendala mengarahkan perhatian manajer pada kecepatan bahan baku dan komponen yang dibeli, diproses menjadi produk akhir dan diserahkan pada pelanggan. TOC menekankan perbaikan throughput dengan cara mengubah atau menurunkan pemborosan dalam proses produksi yang mengurangi tingkat output yang dihasilkan. Menurut Fogarty (1991) dalam Sulistiowati (2004), pendekatan TOC adalah menerima keberadaan dari ketidakseimbangan pabrik, salah satunya dalam beberapa sumber daya memiliki kemampuan output yang kurang dari sumber daya yang lain. Sedangkan Tersine (1994) dalam Sulistiowati (2004) mendefinisikan TOC sebagai suatu filosofi perbaikan terus-menerus yang fokusnya pada identifikasi atas kendala untuk pencapaian tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan uang saat ini dan dimasa yang akan datang serta untuk menetapkan suatu proses perbaikan terus-menerus. Dengan kata lain, TOC memusatkan perhatian pada kendala-kendala atau hambatan yang dapat memperlambat proses produksi. Menurut TOC jika hendak meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, maka manajer perlu mengidentifikasi kendala-kendala yang ada, mengeksploitasinya dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang menemukan cara bagaimana mengatasi kendala tersebut
KLASIFIKASI BIAYA
Klasifikasi Biaya
Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yangdapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Sulistianingsih dan Zulkifli (1999:83-86) dan Harnanto dan Zulkifli (2003:14) penggolongan biaya dapat didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1. Obyek Pengeluaran, dimana prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan dengan pengeluaran. Misalnya: biaya untuk membayar gaji karyawan tersebut disebut biaya gaji
2. Fungsi Pokok Perusahaan, dalam perusahaan manufaktur biaya diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya produksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi, terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau jasa biasanya dalam rangka mendapatkan dan memenuhi pesanan.
c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan perusahaan.
3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya variabel adalah biaya yang terjadi tidak tergantung kepada ada atau tidak adanya sesuatu yang dibiayai.
4. Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan.
b. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap.
c. Biaya semi variabel adalah biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
5. Atas Dasar Waktu, dibagi menjadi:
a. Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan (revenue expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi beban pada periode sekarang untuk mendapatkan penghasilan periode sekarang.
b. Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu periode akuntansi.
6. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan, biaya ini dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu:
a. Biaya standar dan biaya dianggarkan.
1) Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan di muka (predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk.
2) Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada tingkat produksi yang direncanakan.
b. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
1) Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer tertentu.
2) Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu.
c. Biaya tetap commited dan discretionary
1) Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh manajemen.
2) Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
d. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan
1) Biaya variabel teknis (engineered variabel cost), adalah biaya variabel yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost), adalah biaya variabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen.
e. Biaya relevan dan biaya tidak relevan
1) Biaya relevan (relevan cost), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen.
2) Biaya tidak relevan (irrelevant costs), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
f. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan
1) Biaya terhindarkan (avoidable costs), adalah biaya yang dapat dihindari dengan diambilnya suatu alternative keputusan.
2) Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs), adalah biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya.
g. Biaya diferensial dan biaya marjinal
1) Biaya deferensial (differensial cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya tambahan penjualan sejumlah unit tertentu.
2) Biaya marjinal (marjinal costs), adalah biaya dimana produksi harus sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
h. Biaya kesempatan (opportunity costs), merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.
Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yangdapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Sulistianingsih dan Zulkifli (1999:83-86) dan Harnanto dan Zulkifli (2003:14) penggolongan biaya dapat didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1. Obyek Pengeluaran, dimana prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan dengan pengeluaran. Misalnya: biaya untuk membayar gaji karyawan tersebut disebut biaya gaji
2. Fungsi Pokok Perusahaan, dalam perusahaan manufaktur biaya diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya produksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi, terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau jasa biasanya dalam rangka mendapatkan dan memenuhi pesanan.
c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan perusahaan.
3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya variabel adalah biaya yang terjadi tidak tergantung kepada ada atau tidak adanya sesuatu yang dibiayai.
4. Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan.
b. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap.
c. Biaya semi variabel adalah biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
5. Atas Dasar Waktu, dibagi menjadi:
a. Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan (revenue expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi beban pada periode sekarang untuk mendapatkan penghasilan periode sekarang.
b. Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu periode akuntansi.
6. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan, biaya ini dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu:
a. Biaya standar dan biaya dianggarkan.
1) Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan di muka (predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk.
2) Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada tingkat produksi yang direncanakan.
b. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
1) Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer tertentu.
2) Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu.
c. Biaya tetap commited dan discretionary
1) Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh manajemen.
2) Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
d. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan
1) Biaya variabel teknis (engineered variabel cost), adalah biaya variabel yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost), adalah biaya variabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen.
e. Biaya relevan dan biaya tidak relevan
1) Biaya relevan (relevan cost), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen.
2) Biaya tidak relevan (irrelevant costs), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
f. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan
1) Biaya terhindarkan (avoidable costs), adalah biaya yang dapat dihindari dengan diambilnya suatu alternative keputusan.
2) Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs), adalah biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya.
g. Biaya diferensial dan biaya marjinal
1) Biaya deferensial (differensial cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya tambahan penjualan sejumlah unit tertentu.
2) Biaya marjinal (marjinal costs), adalah biaya dimana produksi harus sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
h. Biaya kesempatan (opportunity costs), merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.
SISTEM PENGALOKASIAN BOP
Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik.
Dalam kondisi seperti ini pengalokasian biaya overhead pada setiap produk yang dihasilkan dengan menggunakan dasar jam kerja langsung, jam mesin dan biaya pemakaian bahan tidak lagi akurat.
Kesalahan pengalokasian biaya overhead, sebagai salah satu elemen harga pokok produksi, akan mengakibatkan kesalahan dalam kalkulasi biaya produk (Product costing), yang selanjutnya akan mempengaruhi penetapan harga pokok produk.
Sistem pengalokasian biaya overhead meliputi :
1. Sistem Biaya Konvensional
Menurut James A. Brimson (1991 : 7) adalah sistem biaya konvensional mampu mengukur secara akurat sember daya yang dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi dari suatu produk. Sumber daya tersebut, meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, jam mesin dan sebagainya. Dan biaya-biaya yang timbul akibat pemakaian sumber daya tersebut dialokasikan pada produk berdasarkan jam kerja langsung, bahan baku yang dibeli atau unit yang diproduksi.
Akan tetapi pengalokasian biaya dalam sistem biaya konvensional dapat mengakibatkan terjadinya distorsi, terutama dalam perusahaan multi produk. Karena dalam perusahaan multi produk, produk-produk yang dihasilkan memiliki perbedaan dalam volume produksi dan kompleksitas, serta penaganan konsumsi sumber daya dan aktivitas. Hal ini yang mengakibatkan kegagalan sistem biaya konvensional untuk menetapkan harga pokok yang tepat bagi masing-masing produk.
Dalam sistem biaya ini, biaya overhead yang terjadi tidak dikaitkan dengan penyebab terjadinya cost driver, tetapi langsung dibebankan pada produk berdasarkan jjam kerja langsung, jam mesin, atau jumlah bahan baku yang dibeli.
2. Activity-Based Cost System
Activity–Based Cost System merupakan sistem biaya baru yang digunakan untuk memperbaiki informasi harga pokok produk yang terdistorsi dalam sistem biaya konvensional.
Dalam Activity-Based Cost system pembebanan biaya overhead pada produk didasarkan pada banyaknya sumber daya atau aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing produk. Dengan demikian setiap produk akan dibebani biaya overhead yang berbeda besarnya, tergantung pada komplektisitas masing-masing produk, sehingga perhitungan harga pokok produksi lebih akurat. Dalam sistem ini, harga pokok produk merupakan penjumlahan dari semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas mulai dari perancangan, manufaktur sampai distribusi produk (Johnson H. Thomas, 1992 : 133).
2. Metode Penetapan Dasar Pembebanan Biaya pada ABC System
Untuk mengetimasi besarnya biaya untuk setiap aktivitas serta untuk menetapkan dasar pembebanan biaya pada tahap kedua, dalam ABC system dikenal adanya tiga metode (Johnson H. Thomas and Roberts S. Kaplan. 1987 : 237), yaitu :
1. Metode Cost driver System
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan murah. Dalam metode ini seluruh sumber daya yang digunakan pada suatu aktivitas tertentu dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan. perhitungan tersebut digunakan untuk memperoleh biaya per unit untuk setiap aktivitas yang akan dibebankan pada produk berdasarkan banyaknya aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing produk.
Metode ini mengasumsikan bahwa setiap aktivitas menyerap sumber daya perusahaan dalam jumlah yang sama. Oleh karena itu pada metode ini kurang akurat bila diterapkan dalam perusahaan yang menghasilkan multi produk dengan beragam aktivitas kompleks.
2. Metode Duration Driver System
Pada metode ini perhitungan serta pembebanan biaya overhead pada produk dilakukan dengan memperhatikan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan setiap aktivitas. Metode ini akan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat dibanding metode pertama, terutama bila lamanya waktu untuk melakukan setiap aktivitas berbeda-beda. Kelemahan metode ini adalah pada mahalnya biaya dan lamanya waktu untuk pengadaan informasi.
3. Metode Intesity / Direct Charge Driver system
Metode ini merupakan penyempurnaan dari metode kedua. Metode ini mengukur sumber daya aktual yang digunakan untuk setiap waktu suatu aktivitas dilakukan. Misalnya untuk produk yang sangat komplek, yang membutuhkan pengawasan khusus. Untuk produk ini bagian pengendalian kualitas harus ikut mengawasi saat dilakukan set-up mesin sampai produk pertama diproduksi.
Metode ini lebih berguna bila digunakan dalam perusahaan yang memproduksi banyak produk dengan tingkat komplektisitas yang tinggi, dimana untuk melakukan aktivitas-aktivitasnya dibutuhkan berbagai macam sumber daya, serta masing-masing produk membutuhkan aktivitas dalam jumlah yang berbeda-beda.
3. Penetapan Cost Driver
Dimana pengalokasian biaya overhead pada Activity Based Cost system menggunakan cost driver. Cost driver merupakan penyebab timbulnya biaya pada suatu aktivitas. Cost driver yang dapat digunakan, misalnya : banyaknya set-up mesin, lamanya set-up, berapa kali pemesanan dilakukan, lamanya aktivitas pemesanan, banyaknya bahan baku yang harus ditangani dan sebagainya.
Menurut Miller dan Vollmenn cost driver utama dari biaya overhead bukan volume produksi, tetapi transaksi-transaksi yang terdiri dari empat tipe sebagai berikut :
1. Transaksi Logistik meliputi pemesanan, memerima dan mengkonfirmasikan pergerakan atau arus bahan baku.
2. Transaksi Keseimbangan, untuk mempersiapkan pengadaan bahan baku, tenaga kerja, dan mesin, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan.
3. Transaksi Kualitas, untuk memastikan bahwa produksi yang dilakukan telah sesuai dengan spesifukasi yang ditetapkan.
4. Transaksi perubahan untuk memperbaruhi informasi manufaktur perbaikan teknologi untuk proses produksi dan produk.
4. Manfaat Activity Based Cost System
Activity Based Cost System akan memberikan laporan harga pokok produk yang lebih akurat dan signifikan apabila :
1. Perubahan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya penunjang yang menimbulkan biaya overhead dalam jumlah yang besar pada proses produksinya.
2. Perusahaan memiliki perbedaan (diversifikasi) yang signifikan pada produk dan proses produksi.
Adapun manfaat dari Activity Based Cost System adalah :
1. Memperbaiki keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan.
2. Melakukan perbaikan terhadap aktivitas perusahaan untuk memperkecil harga pokok produk.
3. Mengarahkan perusahaan untuk melakukan perbaikan strategis.
4. Menyatukan bagian akuntasi dan bagian operasional perusahaan.
Dalam kondisi seperti ini pengalokasian biaya overhead pada setiap produk yang dihasilkan dengan menggunakan dasar jam kerja langsung, jam mesin dan biaya pemakaian bahan tidak lagi akurat.
Kesalahan pengalokasian biaya overhead, sebagai salah satu elemen harga pokok produksi, akan mengakibatkan kesalahan dalam kalkulasi biaya produk (Product costing), yang selanjutnya akan mempengaruhi penetapan harga pokok produk.
Sistem pengalokasian biaya overhead meliputi :
1. Sistem Biaya Konvensional
Menurut James A. Brimson (1991 : 7) adalah sistem biaya konvensional mampu mengukur secara akurat sember daya yang dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi dari suatu produk. Sumber daya tersebut, meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, jam mesin dan sebagainya. Dan biaya-biaya yang timbul akibat pemakaian sumber daya tersebut dialokasikan pada produk berdasarkan jam kerja langsung, bahan baku yang dibeli atau unit yang diproduksi.
Akan tetapi pengalokasian biaya dalam sistem biaya konvensional dapat mengakibatkan terjadinya distorsi, terutama dalam perusahaan multi produk. Karena dalam perusahaan multi produk, produk-produk yang dihasilkan memiliki perbedaan dalam volume produksi dan kompleksitas, serta penaganan konsumsi sumber daya dan aktivitas. Hal ini yang mengakibatkan kegagalan sistem biaya konvensional untuk menetapkan harga pokok yang tepat bagi masing-masing produk.
Dalam sistem biaya ini, biaya overhead yang terjadi tidak dikaitkan dengan penyebab terjadinya cost driver, tetapi langsung dibebankan pada produk berdasarkan jjam kerja langsung, jam mesin, atau jumlah bahan baku yang dibeli.
2. Activity-Based Cost System
Activity–Based Cost System merupakan sistem biaya baru yang digunakan untuk memperbaiki informasi harga pokok produk yang terdistorsi dalam sistem biaya konvensional.
Dalam Activity-Based Cost system pembebanan biaya overhead pada produk didasarkan pada banyaknya sumber daya atau aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing produk. Dengan demikian setiap produk akan dibebani biaya overhead yang berbeda besarnya, tergantung pada komplektisitas masing-masing produk, sehingga perhitungan harga pokok produksi lebih akurat. Dalam sistem ini, harga pokok produk merupakan penjumlahan dari semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas mulai dari perancangan, manufaktur sampai distribusi produk (Johnson H. Thomas, 1992 : 133).
2. Metode Penetapan Dasar Pembebanan Biaya pada ABC System
Untuk mengetimasi besarnya biaya untuk setiap aktivitas serta untuk menetapkan dasar pembebanan biaya pada tahap kedua, dalam ABC system dikenal adanya tiga metode (Johnson H. Thomas and Roberts S. Kaplan. 1987 : 237), yaitu :
1. Metode Cost driver System
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan murah. Dalam metode ini seluruh sumber daya yang digunakan pada suatu aktivitas tertentu dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan. perhitungan tersebut digunakan untuk memperoleh biaya per unit untuk setiap aktivitas yang akan dibebankan pada produk berdasarkan banyaknya aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing produk.
Metode ini mengasumsikan bahwa setiap aktivitas menyerap sumber daya perusahaan dalam jumlah yang sama. Oleh karena itu pada metode ini kurang akurat bila diterapkan dalam perusahaan yang menghasilkan multi produk dengan beragam aktivitas kompleks.
2. Metode Duration Driver System
Pada metode ini perhitungan serta pembebanan biaya overhead pada produk dilakukan dengan memperhatikan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan setiap aktivitas. Metode ini akan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat dibanding metode pertama, terutama bila lamanya waktu untuk melakukan setiap aktivitas berbeda-beda. Kelemahan metode ini adalah pada mahalnya biaya dan lamanya waktu untuk pengadaan informasi.
3. Metode Intesity / Direct Charge Driver system
Metode ini merupakan penyempurnaan dari metode kedua. Metode ini mengukur sumber daya aktual yang digunakan untuk setiap waktu suatu aktivitas dilakukan. Misalnya untuk produk yang sangat komplek, yang membutuhkan pengawasan khusus. Untuk produk ini bagian pengendalian kualitas harus ikut mengawasi saat dilakukan set-up mesin sampai produk pertama diproduksi.
Metode ini lebih berguna bila digunakan dalam perusahaan yang memproduksi banyak produk dengan tingkat komplektisitas yang tinggi, dimana untuk melakukan aktivitas-aktivitasnya dibutuhkan berbagai macam sumber daya, serta masing-masing produk membutuhkan aktivitas dalam jumlah yang berbeda-beda.
3. Penetapan Cost Driver
Dimana pengalokasian biaya overhead pada Activity Based Cost system menggunakan cost driver. Cost driver merupakan penyebab timbulnya biaya pada suatu aktivitas. Cost driver yang dapat digunakan, misalnya : banyaknya set-up mesin, lamanya set-up, berapa kali pemesanan dilakukan, lamanya aktivitas pemesanan, banyaknya bahan baku yang harus ditangani dan sebagainya.
Menurut Miller dan Vollmenn cost driver utama dari biaya overhead bukan volume produksi, tetapi transaksi-transaksi yang terdiri dari empat tipe sebagai berikut :
1. Transaksi Logistik meliputi pemesanan, memerima dan mengkonfirmasikan pergerakan atau arus bahan baku.
2. Transaksi Keseimbangan, untuk mempersiapkan pengadaan bahan baku, tenaga kerja, dan mesin, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan.
3. Transaksi Kualitas, untuk memastikan bahwa produksi yang dilakukan telah sesuai dengan spesifukasi yang ditetapkan.
4. Transaksi perubahan untuk memperbaruhi informasi manufaktur perbaikan teknologi untuk proses produksi dan produk.
4. Manfaat Activity Based Cost System
Activity Based Cost System akan memberikan laporan harga pokok produk yang lebih akurat dan signifikan apabila :
1. Perubahan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya penunjang yang menimbulkan biaya overhead dalam jumlah yang besar pada proses produksinya.
2. Perusahaan memiliki perbedaan (diversifikasi) yang signifikan pada produk dan proses produksi.
Adapun manfaat dari Activity Based Cost System adalah :
1. Memperbaiki keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan.
2. Melakukan perbaikan terhadap aktivitas perusahaan untuk memperkecil harga pokok produk.
3. Mengarahkan perusahaan untuk melakukan perbaikan strategis.
4. Menyatukan bagian akuntasi dan bagian operasional perusahaan.
PENGERTIAN BIAYA
Pengertian Biaya dan Munculnya Kebutuhan akan Sistem Biaya Baru
Istilah biaya telah digunakan secara luas dalam berbagai disiplin ilmu dan dalam kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang akan mempunyai tujuan yang berbeda-beda atas informasi biaya.
Para ahli akuntansi, ahli ekonomi, insinyur dan pihak-pihak lain yang dihadapkan pada masalah konsep-konsep biaya ini masing-masing telah mengembangkan berbagai konsep dan istilah umum, dan tidaklah mudah untuk memberikan batasan atau uraian mengenai istilah biaya. Oleh karena itu pengertian biaya adalah merupakan suatu nilai pertukaran yang diukur dengan jumlah uang yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk memberikan suatu landasan teoritis bagi kepentingan analisa pemecahan masalah, maka akan diberikan teori-teori yang berhubungan dengan Activity-Based Cost sebagai dasar untuk mengadakan pendekatan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan. Agar dapat bertahan dalam menghadapi ketatnya persaingan dalam dunia usaha, manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengindentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sehingga aktivitas yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Agar tujuan tersebut dapat terlaksana, dibutuhkan informasi biaya yang akurat, dan yang dapat mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas perusahaan. Sehingga manajemen dapat menantau dan mengendalikan penggunaan sumber daya dalam berbagai aktivitas operasional perusahaan.
Disamping itu mendesaknya kebutuhan akan sistem biaya yang baru juga disebabkan oleh penggunaan teknologi maju dalam proses manufaktur. Sehingga menimbulkan adanya pengeseran tenaga kerja langsung, yang kemudian diganti dengan mesin-mesin yang sudah terotomatisasi. Hal ini berakibat proporsi biaya overhead dalam harga pokok produksi menjadi semakin dominan. Dalam perusahaan multi produk, besarnya biaya overhead yang harus dibebankan untuk setiap produk tidak sama, diperlukan dasar alokasi yang lebih akurat untuk membebankan biaya overhead pada setiap produk yang dihasilkan, misalnya lamanya set-up mesin, lamanya inspeksi, jumlah order pembelian, jumlah pesanan dari konsuman dan sebagainya. Pengalokasian biaya overhead yang tidak tepat akan mengakibatkan distorsi dalam penetapan harga pokok produksi. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem biaya baru yang mampu menghasilkan informasi biaya yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Istilah biaya telah digunakan secara luas dalam berbagai disiplin ilmu dan dalam kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang akan mempunyai tujuan yang berbeda-beda atas informasi biaya.
Para ahli akuntansi, ahli ekonomi, insinyur dan pihak-pihak lain yang dihadapkan pada masalah konsep-konsep biaya ini masing-masing telah mengembangkan berbagai konsep dan istilah umum, dan tidaklah mudah untuk memberikan batasan atau uraian mengenai istilah biaya. Oleh karena itu pengertian biaya adalah merupakan suatu nilai pertukaran yang diukur dengan jumlah uang yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk memberikan suatu landasan teoritis bagi kepentingan analisa pemecahan masalah, maka akan diberikan teori-teori yang berhubungan dengan Activity-Based Cost sebagai dasar untuk mengadakan pendekatan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan. Agar dapat bertahan dalam menghadapi ketatnya persaingan dalam dunia usaha, manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengindentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sehingga aktivitas yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Agar tujuan tersebut dapat terlaksana, dibutuhkan informasi biaya yang akurat, dan yang dapat mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas perusahaan. Sehingga manajemen dapat menantau dan mengendalikan penggunaan sumber daya dalam berbagai aktivitas operasional perusahaan.
Disamping itu mendesaknya kebutuhan akan sistem biaya yang baru juga disebabkan oleh penggunaan teknologi maju dalam proses manufaktur. Sehingga menimbulkan adanya pengeseran tenaga kerja langsung, yang kemudian diganti dengan mesin-mesin yang sudah terotomatisasi. Hal ini berakibat proporsi biaya overhead dalam harga pokok produksi menjadi semakin dominan. Dalam perusahaan multi produk, besarnya biaya overhead yang harus dibebankan untuk setiap produk tidak sama, diperlukan dasar alokasi yang lebih akurat untuk membebankan biaya overhead pada setiap produk yang dihasilkan, misalnya lamanya set-up mesin, lamanya inspeksi, jumlah order pembelian, jumlah pesanan dari konsuman dan sebagainya. Pengalokasian biaya overhead yang tidak tepat akan mengakibatkan distorsi dalam penetapan harga pokok produksi. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem biaya baru yang mampu menghasilkan informasi biaya yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
TUJUAN SIA
1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support the –day-to-day operations).
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal decision makers).
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban (to fulfill obligations relating to stewardship).
Dalam SIA ada 2 pemakai informasi akuntansi yaitu:
1. Pihak ekstern
# Para langganan
# Para leveransir (supplier)
# Para pemegang saham (stockholder)
# Para pegawai
# Para pemberi pinjaman
# Instansi Pemerintah
2. Pihak Intern
SIA menyiapkan informasi bagi manajemen dengan melaksanakan operasi-operasi tertentu atas semua data sumber yang diterimanya dan juga mempengaruhi hubungan organisasi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.
PROSES APLIKASI SIA
Pemakai
Sumber Data Umpan Balik Penghasil Informasi
Pengumpulan data Pemrosesan data manajemen database
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal decision makers).
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban (to fulfill obligations relating to stewardship).
Dalam SIA ada 2 pemakai informasi akuntansi yaitu:
1. Pihak ekstern
# Para langganan
# Para leveransir (supplier)
# Para pemegang saham (stockholder)
# Para pegawai
# Para pemberi pinjaman
# Instansi Pemerintah
2. Pihak Intern
SIA menyiapkan informasi bagi manajemen dengan melaksanakan operasi-operasi tertentu atas semua data sumber yang diterimanya dan juga mempengaruhi hubungan organisasi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.
PROSES APLIKASI SIA
Pemakai
Sumber Data Umpan Balik Penghasil Informasi
Pengumpulan data Pemrosesan data manajemen database
AKUNTANSI MANAJEMEN
Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Biaya
2. Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
2. Metode kuantitatif
3. Komputer
Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
1. Sistem Akuntansi Biaya
2. Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
2. Metode kuantitatif
3. Komputer
Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
SIA
Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan
Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan
Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DAN REKONSILIASI FISKAL
Pemerintah RI telah mengeluarkan Undang-Undang No.36 tahun 2008 tentang, “Perubahan Keempat atas Undang-Undang No.7 tahun 1986”. Apakah implikasi diumumkannya undang-undang tersebut terhadap pelaporan keuangan? Bagaimanakah pencatatan pajak kini dan pajak tangguhan berdasrkan undang-undang tersebut? Workshop akan membahas implikasi penerbitan Undang-Undang No.36 tahun 2008 tentang, “Perubahan Keempat atas Undang-Undang No.7 tahun 1986” dan UU No.28/2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan serta aturan perpajakan relevan lainnya dengan membahas sub-topik debagai berikut:
Key Topics:
1. Undang-Undang PPh baru:
* Definisi biaya dan pendapatan berdasarkan UU No.36/2008
* Perbedaan UU No.36/2008 dan Undang-Undang yang lama,
* Perbedaannya UU No.36/2008 dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
2. Implikasi pemberlakukan UU No.36/2008 terhadap rekonsiliasi fiskal dan Pengakuan Beban Pajak Kini dan Tangguhan,
* Pengkategorian beda temporer dan beda permanen,
* Rekonsiliasi fiskal,
* Penghitungan dan pencatatan pajak kini dan pajak tangguhan,
* Implikasi perubahan tarif pajak terhadap pencatatan pajak kini dan pajak tangguhan,
3. Pelaporan Surat Ketetapan Pajak (SKP),
* Sengketa dan ketidakpastian perpajakan pada laporan keuangan dengan mengacu kepada UU No.28/2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
* Mekanisme assessment yang harus dilakukan manajemen dalam melakukan evaluasi atas ketidakpastian posisi perpajakan.
4. Pelaporan Perpajakan dalam Transaksi Merger dan Akuisisi,
* Pelaporan pajak kini dan pajak tangguhan dalam transaksi merger dan akuisisi berdasarkan PMK No.43/PMK.03/2008, “Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan atau Pemekaran Usaha”,
* Pelaporan pajak kini dan pajak tangguhan pada laporan keuangan konsolidasi,
Fasilitator:
Marisi P. Purba
Meniti karir sebagai Audit Technical Assistant pada Kantor Akuntan Publik Prasetio Utomo & Co., Arthur Andersen , Accounting Manager pada PT Bakrie Corrugated Metal Industry dan PT Bakrie Prima Moramo. Audit Quality Assurance Officer pada Kantor Akuntan Publik Eddy Pianto yang berafiliasi dengan Grant Thornton Indonesia, Anggota Tim Dewan Review Mutu, Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik. Saat ini beliau Praktisi Pelaporan Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Minat yang tinggi dalam ilmu akuntansi mendorong beliau untuk aktif berpartisipasi sebagai pembicara pada seminar-seminar akuntansi tingkat nasional dan menulis pada berbagai media mass. Beliau juga penulis buku Akuntansi Imbalan Kerja serta Akuntansi Penggabungan Usaha yang sudah terbit dan beredar secara nasional
Target Peserta:
Lokakarya ini ditujukan untuk Manager dan Officer Accounting dan Tax yang ingin mempelajari secara mendasar aturan dan tata cara akuntansi perpajakan yang berlaku.
Investasi :
* Rp. 1,850,000 sudah termasuk material kit, souvenir, sertifikat keikutsertaan, makan siang dan rehat kopi, belum termasuk pajak.
* Bagi 4 peserta atau lebih dari perusahaan yang sama akan mendapatkan diskon 10 %.
Key Topics:
1. Undang-Undang PPh baru:
* Definisi biaya dan pendapatan berdasarkan UU No.36/2008
* Perbedaan UU No.36/2008 dan Undang-Undang yang lama,
* Perbedaannya UU No.36/2008 dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
2. Implikasi pemberlakukan UU No.36/2008 terhadap rekonsiliasi fiskal dan Pengakuan Beban Pajak Kini dan Tangguhan,
* Pengkategorian beda temporer dan beda permanen,
* Rekonsiliasi fiskal,
* Penghitungan dan pencatatan pajak kini dan pajak tangguhan,
* Implikasi perubahan tarif pajak terhadap pencatatan pajak kini dan pajak tangguhan,
3. Pelaporan Surat Ketetapan Pajak (SKP),
* Sengketa dan ketidakpastian perpajakan pada laporan keuangan dengan mengacu kepada UU No.28/2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
* Mekanisme assessment yang harus dilakukan manajemen dalam melakukan evaluasi atas ketidakpastian posisi perpajakan.
4. Pelaporan Perpajakan dalam Transaksi Merger dan Akuisisi,
* Pelaporan pajak kini dan pajak tangguhan dalam transaksi merger dan akuisisi berdasarkan PMK No.43/PMK.03/2008, “Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan atau Pemekaran Usaha”,
* Pelaporan pajak kini dan pajak tangguhan pada laporan keuangan konsolidasi,
Fasilitator:
Marisi P. Purba
Meniti karir sebagai Audit Technical Assistant pada Kantor Akuntan Publik Prasetio Utomo & Co., Arthur Andersen , Accounting Manager pada PT Bakrie Corrugated Metal Industry dan PT Bakrie Prima Moramo. Audit Quality Assurance Officer pada Kantor Akuntan Publik Eddy Pianto yang berafiliasi dengan Grant Thornton Indonesia, Anggota Tim Dewan Review Mutu, Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik. Saat ini beliau Praktisi Pelaporan Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Minat yang tinggi dalam ilmu akuntansi mendorong beliau untuk aktif berpartisipasi sebagai pembicara pada seminar-seminar akuntansi tingkat nasional dan menulis pada berbagai media mass. Beliau juga penulis buku Akuntansi Imbalan Kerja serta Akuntansi Penggabungan Usaha yang sudah terbit dan beredar secara nasional
Target Peserta:
Lokakarya ini ditujukan untuk Manager dan Officer Accounting dan Tax yang ingin mempelajari secara mendasar aturan dan tata cara akuntansi perpajakan yang berlaku.
Investasi :
* Rp. 1,850,000 sudah termasuk material kit, souvenir, sertifikat keikutsertaan, makan siang dan rehat kopi, belum termasuk pajak.
* Bagi 4 peserta atau lebih dari perusahaan yang sama akan mendapatkan diskon 10 %.
Senin, 17 Mei 2010
METODE PENILAIAN
Metode Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap kelayakan hasil usaha dan posisi keuangan suatu
perusahaan. Persediaan dinyatakan sebesar harga pokok atau
perolehan dengan memperhitungkan seluruh biaya-biaya untuk
memperoleh nilai yang wajar yang berati persediaan yang ada
didalam perusahaan sesuai dengan yang diperhitungkan dalam
laporan keuangan yang didasarkan pada nilai perolehannya, yakni
nilai pembelian persediaan tersebut setelah ditambah dengan biaya-
biaya yang terkait didalamnya sampai dengan persediaan untuk
digunakan atau dijual. Berdasarkan arus factok biaya, Standar
Akuntansi Keungan (2002:14,5) menyatakan tentang metode
penilaian persediaan adalah:
“Biaya-biaya
persediaan
harus
diperhitungkan
dengan
menggunkan rumus biaya masuk pertama keluar pertama
(MPKP/FIFO), rata-rata (weight average), atau masuk pertama
keluar pertama (MTKP/LIFO).
Dari pernyataan tersebut diatas jelaslah bahwa nilai
persediaan dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode
FIFO,LIFO dan Weghted Average dikenal dengan metode Average
cost. yang
Penilaian persediaan mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap kelayakan hasil usaha dan posisi keuangan suatu
perusahaan. Persediaan dinyatakan sebesar harga pokok atau
perolehan dengan memperhitungkan seluruh biaya-biaya untuk
memperoleh nilai yang wajar yang berati persediaan yang ada
didalam perusahaan sesuai dengan yang diperhitungkan dalam
laporan keuangan yang didasarkan pada nilai perolehannya, yakni
nilai pembelian persediaan tersebut setelah ditambah dengan biaya-
biaya yang terkait didalamnya sampai dengan persediaan untuk
digunakan atau dijual. Berdasarkan arus factok biaya, Standar
Akuntansi Keungan (2002:14,5) menyatakan tentang metode
penilaian persediaan adalah:
“Biaya-biaya
persediaan
harus
diperhitungkan
dengan
menggunkan rumus biaya masuk pertama keluar pertama
(MPKP/FIFO), rata-rata (weight average), atau masuk pertama
keluar pertama (MTKP/LIFO).
Dari pernyataan tersebut diatas jelaslah bahwa nilai
persediaan dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode
FIFO,LIFO dan Weghted Average dikenal dengan metode Average
cost. yang
TUJUAN PENILAIAN PERSEDIAAN
Tujuan Penilaian Persediaan
Tujuan utama dari penilaian persediaan digunakan untuk
proses penandingan antara pendapatan dan biaya. Proses
penandingan ini dilakukan dalam menentukan besarnya biaya dari
barang yang tersedia untuk dijual, untuk kemudian dikurangi
dengan pendapatan pada periode berjalan, sehingga dari proses
penandingan ini akan diperoleh besarnya laba perusahaan.
Menurut pendapat dari Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt
dan Terry D. Warfield yang diterjemahkan oleh Emil Salim
(2002:457) menyatakan bahwa:
“Tujuanutamadaripemilihanasumsiarusbiayaadalahuntuk
memilih asumsi yang paling mencerminkan laba periodic sesuai
dengankondisiyangberlaku.”
Sedangkan Menurut C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren,
James M. Reeve dan Philip E.Fees yang diterjemahkan oleh
Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan (2000:363) menytakan sebagai
berikut:
“Padasaatbarangdagangdijual,perusahaanperlumenentukan
biaya perunit agar ayat jurnal akuntansi yang tepat dapat dijual.”
Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa tujuan yang paling pokok dari penilaian persediaan adalah
untuk menentukan laba perusahaan dengan tujuan cara
membandingkan antara pendapatan yang diterima dengan biaya
yang dikeluakan.
________________________________________
Tujuan utama dari penilaian persediaan digunakan untuk
proses penandingan antara pendapatan dan biaya. Proses
penandingan ini dilakukan dalam menentukan besarnya biaya dari
barang yang tersedia untuk dijual, untuk kemudian dikurangi
dengan pendapatan pada periode berjalan, sehingga dari proses
penandingan ini akan diperoleh besarnya laba perusahaan.
Menurut pendapat dari Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt
dan Terry D. Warfield yang diterjemahkan oleh Emil Salim
(2002:457) menyatakan bahwa:
“Tujuanutamadaripemilihanasumsiarusbiayaadalahuntuk
memilih asumsi yang paling mencerminkan laba periodic sesuai
dengankondisiyangberlaku.”
Sedangkan Menurut C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren,
James M. Reeve dan Philip E.Fees yang diterjemahkan oleh
Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan (2000:363) menytakan sebagai
berikut:
“Padasaatbarangdagangdijual,perusahaanperlumenentukan
biaya perunit agar ayat jurnal akuntansi yang tepat dapat dijual.”
Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa tujuan yang paling pokok dari penilaian persediaan adalah
untuk menentukan laba perusahaan dengan tujuan cara
membandingkan antara pendapatan yang diterima dengan biaya
yang dikeluakan.
________________________________________
Langganan:
Postingan (Atom)